Cat Wajah: Suatu Bentuk Dukungan ke Tim Kesayangan
SATUHARAPAN.COM – Para penggemar sepak bola, terutama negara-negara yang berpartisipasi di Piala Dunia 2014 sudah barang tentu melampiaskan dukungan dan emosi mereka tidak hanya dengan berteriak atau berekspresi sukacita, melompat kegirangan, bahkan membunyikan terompet.
Pada sepak bola modern atau di cabang olahraga lain bentuk dukungan para suporter di tribun penonton tidak lagi didominasi kostum semata, tetapi cat wajah menjadi hal yang wajib bagi para pendukung yang datang ke stadion atau menonton dari luar lapangan sekali pun.
Apa Sebenarnya Cat Wajah ?
Cat wajah adalah seni kosmetik menghias wajah dengan menggunakan cat yang tidak berbahaya bagi kulit, dan berbahan kimiawi yang tidak merusak wajah.
Dari masa zaman purba, cat wajah telah digunakan untuk berbagai alasan, ada untuk alasan militer (zaman sekarang masih digunakan tentara), ada juga suku tertentu di berbagai pelosok dunia yang melukis wajah dengan motif tertentu dengan alasan memudahkan kegiatan berburu.
Salah satu produsen cat yang digunakan untuk melukis wajah, Snazaroo pernah memberi tips bahwa sebelum melukis wajah, maka perlu dipastikan keamanan alat lukis yang digunakan, jangan menggunakan cat lukis yang membahayakan kulit.
Pada saat melukis wajah usahakan untuk menghindari area sensitif wajah seperti mata, hidung dan mulut. Pilihlah cat lukis yang bisa dihilangkan dalam waktu singkat. Hal ini memudahkan kita menghilangkan cat tersebut jika acara telah usai. Karena penggunaan cat pada wajah terlalu lama tidak baik bagi pori-pori kulit.
Lakukan face painting di tempat yang sudah direkomendasi oleh ahlinya. Karena pelukis wajah tahu komposisi warna dan motif yang baik untuk cat wajah, dan dia paham bagaimana mengaplikasikan ke wajah orang yang akan dilukis.
Cat Wajah Ditunggangi Rasisme
Sepak bola dunia tidak lepas dari rasisme, warna-warni cat wajah yang biasanya menggambarkan bendera negara yang sedang bertanding menjadi suatu hal yang negatif tatkala ditunggangi kelompok tertentu. Contohnya pada laga Grup G, saat laga Jerman melawan Ghana.
FIFA mendapati sempat ditemukan sebuah aksi yang dinilai rasis yang dilakukan oleh penggemar Jerman. Beberapa suporter yang datang ke stadion mengecat wajah mereka dengan warna hitam dan tindakan tersebut diduga kuat adalah sebuah tindakan rasisme untuk menghina para pemain Ghana.
“Setelah melalui beberapa analisa, Ketua Komite Disiplin FIFA memutuskan bahwa tidak ada faktor pendukung yang mengharuskan untuk dibukanya sebuah kasus menyangkut kejadian tersebut,” kata keterangan FIFA di situs resminya.
“Namun FIFA kembali mengingatkan kepada semua fans, tim, dan semua panitia untuk menjunjung prinsip fair play dan berperan dalam sepak bola yang mengusung semangat kesatuan, saling menghormati, dan kesetaraan,” tambah keterangan resmi tersebut.
Beberapa pihak memang menilai bahwa mengecat wajah dengan warna hitam adalah sebuah tindakan rasisme. Hal ini karena para fans yang mengecat wajah tersebut selanjutnya akan memperagakan beberapa gerakan bodoh untuk menghina lawan mereka.(fifa.com/snazaroo.co.uk/telegraph.co.uk/wikipedia.org).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...