Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 17:32 WIB | Sabtu, 14 Desember 2024

Cegah Korupsi, PGI: Berani Berkata Cukup, Jujur, Kerja Keras dan Disiplin

Seminar anti korupsi di UKI, Jakarta. (Foto: PGI)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM-Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia 2024, kita harus berani berkata cukup, mensyukuri berkat Tuhan, jujur, bekerja keras, dan disiplin, sehingga terhindar dari perilaku korupsi.

Hal tersebut ditekankan Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, dalam talkshow Hari Anti Korupsi 2024. Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju, di Auditorium Graha William Soeryadjaya UKI Cawang, Jakarta, hari Senin (9/12/2024).

“Saya berharap PGI, UKI, dan KPK terus menguatkan tekad dalam memberantas korupsi. Sebab itu, kita harus berani berkata cukup, mensyukuri berkat dan kasih karunia Tuhan, serta mulai dari diri sendiri untuk jujur, mau bekerja keras dan disiplin. Dengan demikian Indonesia bisa memasuki tahun emas, tanpa cemas,” katanya.

Gomar menjelaskan bahwa perilaku korupsi sangat mengusik karena tidak semata soal uang atau memperkaya diri sendiri, tapi merupakan kerusakan atau kebobrokan integritas, dan moral.

“Menurut saya tindakan korupsi melakukan tindakan yang menunjukkan kebobrokan moral yang tidak mampu mewujudkan kehendak Allah. Korupsi merupakan wujud ketidakmampuan diri kita sebagai wujud gambar Allah, dan hal itu menciderai diri kita sebagai wujud gambar Allah. Maka penting bagi kita untuk merayakan dan menghidupi anti korupsi,” tandasnya.

Dia pun melihat akar korupsi salahsatunya budaya instan, tidak peduli dengan proses, serta  konsumerisme. “Contoh, nyontek, tidak mau mencatat itu juga bagian dari perilaku korupsi,” katanya dihadapan dosen dan mahasiswa UKI yang hadir dalam kegiatan ini.

Hal senada juga disampaikan Wakil Dekan FH UKI, Dr. Tomson Situmeang. Menurut dia, perilaku korupsi disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Secara eksternal, perilaku korupsi bisa disebabkan lemahnya pengendalian dan pengawasan dalam organisasi.

“Sedangkan secara internal, korupsi disebabkan adanya sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram. Selain itu, gaya hidup konsumtif, serta moral lemah sehingga cenderung mudah tergoda untuk melakukan tindakan korupsi,” katanya.

Tomson Situmeang menilai, pentingnya memiliki integritas yang berdasar nilai-nilai Pancasila, dan bersama-sama seluruh elemen masyarakat untuk memerangi korupsi. “Perilaku koruptif bisa saja disebabkan karena adanya kekosongan peran dari masyarakat seperti peran keluarga oleh karena itu penting untuk ikut melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi korupsi. “Cukupkan hidup dengan apa yang kalian miliki,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK RI, Johanis Tanak, mengingatkan pentingnya berpesan kepada seluruh mahasiswa UKI untuk meningkatkan semangat untuk tidak melakukan korupsi. “Mahasiswa dapat bersikap jujur dalam melakukan aktivitas sehari-hari, jangan melanggar etika, aturan serta kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat,” katanya.

Dia pun mengingatkan agar para mahasiswa tidak melanggar hal-hal sekecil apapun sebab akan menjadi kebiasaan. Diharapkan pula mahasiswa ambil mata kuliah anti korupsi dapat menularkan ke seluruh masyarakat, saudara, sahabat, yang belum memahami persoalan korupsi sehingga harapan Indonesia menjadi negara yang zero persen terhadap praktik korupsi.

Di penghujung acara peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2024, Wakil Ketua KPK, Ketua Umum PGI, Wakil Dekan FH UKI, Kepala LPKK UKI dan seluruh peserta yang hadir, baik itu mahasiswa/i UKI maupun perwakilan pengurus GMKI dan PIKI menandatangani poster Deklarasi Hari Anti Korupsi Sedunia, sebagai wujud komitmen dari semua pihak untuk menolak korupsi.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home