Cegah Penyebaran COVID-19, Diimbau Tidak Nobar Piala Eropa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Polisi menggencarkan Operasi Yustisi COVID-1919, mengingat meningkatnya angka kasus positif di wilayah Ibu Kota Jakarta. Sasarannya adalah kerumunan di ruang publik dan jalan protocol utama.
Kasat Patwal Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono juga mengimbau tidak nonton bareng yang menimbulkan kerumunan pada perhelatan Piala Eropa yang sedang berlangsung.
Dia meminta warga masyarakat untuk tetap menonton di rumah masing-masing. “Kami ingatkan protokol kesehatan, da, kalau terjadi kerumunan kita bubarkan,” katanya menegaskan.
Operasi yustisi Tim Patwal Ditlantas Polda Metro Jaya bekerja sama dengan anggota TNI dan Satpol PP.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes. Pol. Drs. Yusri Yunus, mengatakan bahwa jumlah pasien terpapar COVID-19 melonjak di wilayah Ibu Kota. Kondisi Rumah Sakit Darurat (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta menerima pasien yang kenaikannya sampai 400 persen dalam beberapa hari terakhir.
Kenaikan Pasien Hampir 400%
“Kita lihat kondisi Wisma Atlet jumlah pasien meningkat mendekati 400 persen dalam 10 hari terakhir ini. UGD Wisma Atlet penuh dan pasien terus berdatangan,” katanya.
Tingkat ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Wisma Atlet sendiri sudah terisi sampai dengan 75,19 persen. Padahal tercatat lebaran bahwa ketersediaan tempat tidur di sana hanya 15 persen.
“Sebuah kenaikan yang sangat luar biasa,” katanya.
Adapun data pada Sabtu (12/05) pagi, tempat tidur di Wisma Atlet hanya tersisa sekitar 24,8 persen atau 3/4 kapasitasnya telah terisi. Selanjutnya, pasien yang masuk tercatat sebanyak 661 orang. “Namun pasien yang sembuh atau keluar hanya 173 pasien.
“COVID-19 ini pembunuh berdarah dingin, jangan lengah, disiplin adalah vaksin yang terbaik,” kata Yusri. “Ingat bahwa kondisi di DKI Jakarta sedang tidak baik-baik saja.”
Lima Klaster
Dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, hari Rabu (16/6) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap adanya lima klaster COVID-19 di DKI Jakarta.
Klaster itu ada di Cipayung, Cilincing, Kelapa Dua, Kayu Putih, dan di Ciracas. Kelima daerah itu ditetapkan sebagai klaster COVID-19 setelah penemuan 103 kasus aktif dari tracing terhadap ribuan orang di wilayah tersebut.
“Dari 1.568 orang yang kami tracing, di limaklaster tersebut, terdapat 103 orang kasus aktif, dan saat ini terus terjadi peningkatan,” katanya.
Jenderal Sigit mengungkap beberapa zona merah di DKI Jakarta kini menjadi perhatian Polri lantaran maraknya interaksi antara pasien OTG (orang tanpa gejala) dengan masyarakat yang sehat. Dia memastikan Polri mengambil sikap dengan melakukan micro-lockdown di sejumlah wilayah.
“Beberapa daerah di zona merah yang jadi epicentrum tentu jadi perhatian kami karena memang masih banyak OTG yang berinteraksi dengan masyarakat yang sehat, sehingga mengakibatkan proses penyebaran COVID-19 menjadi lebih cepat, karena ditemukan ada beberapa varian baru dari India yang memiliki ciri penularan lebih cepat. Karena itu di zona-zona merah itu kami melakukan micro-lockdown” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...