Cegah Rekrutmen ISIS, Turki Klaim Deportasi 1.056 Orang
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki telah mendeportasi 1.056 orang asing dan melarangan perjalanan terhadap 7.833 orang lain sebagai bagian dari upaya untuk mencegah perekrutan militan ke negara tetangga Suriah dan Irak, seperti katakan kementerian dalam negeri Turki, hari Jumat (9/1) seperti dilaporkan Hurriyet Daily News.
"Sejauh ini, kami telah melarang 7.833 orang memasuki Turki dan kami telah mendeportasi 1.056 orang," kata Efkan Ala.
Sementara itu, kepada utusan Turki pada konferensi tahunan duta di Ankara pada 7 Januari, Ala mendesak mereka untuk "memberitahu dunia tentang fakta-fakta itu." Namun, tidak ada informasi tentang kapan data itu, apakah untuk tahun 2014 secara keseluruhan.
Turki, sebagai anggota NATO, dikritik oleh masyarakat internasional karena tidak sepenuhnya dan secara publik bergabung dalam serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat yang menargetkan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIL) atau Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
Pada hari Kamis, dalam pernyataan bersama disebutkan bahwa Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melakukan 13 serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak dalam dua hari terakhir.
Di Suriah, lima serangan oleh pesawat tempur dan pesawat pembom dekat kota Kobani memukul posisi pertempuran dan area penampungan sementaraminyak mentak di dekat Al-Hasakah.
Serangan udara di sekitar kota-kota Irak di Al-Rutbah, Tal Afar, Kirkuk, Fallujah, Al-Asad dan Sinjar yang menghancurkan unit, pos pemeriksaan dan kendaraan milik ISIS, yang berusaha mendirikan negara Islam di Timur Tengah.
Turki Terlibat di Afghanistan
Meskipun ada pernyataan tersebut, Turki tetap waspada dan tidak melibatkan diri dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Namun Parlemen Turki menyetujui pada akhir Januari terhadap enam gerakan otorisasi pemerintah untuk mengirim Angkatan Bersenjata Turki (TSK) pada pasukan ke Afghanistan sebagai bagian dari misi terbaru NATO.
Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk terus mengerahkan pasukan Turki ke Afghanistan selama dua tahun untuk mendukung misi NATO yang baru yang disebut Resolute Support, yang dimulai pada 1 Januari.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...