Cemas Politik, Rupiah Anjlok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah sebesar 68 poin menjadi Rp 11.487 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.419 per dolar AS.
“Pelaku pasar uang di dalam negeri kembali mengambil langkah antisipasi dengan memegang aset `safe haven` seperti mata uang dolar AS seraya menanti kebijakan-kebijakan bakal calon presiden yang akan dikeluarkan,” kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (20/5).
Ia mengatakan bahwa bakal calon presiden harus memiliki terobosan kebijakan untuk meningkatkan perekonomian domestik menyusul akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang.
“Yang dinantikan pasar selanjutnya adalah kebijakan yang akan dikeluarkan terkait perekonomian, apalagi kita akan menyambut MEA pada tahun depan,” ucapnya.
Dari eksternal, lanjut dia, juga belum cukup banyak sentimen positif yang mendukung penguatan mata uang berisiko. Investor sedang menanti data tenaga kerja Amerika Serikat yang sedianya akan diumumkan pada pekan ini.
Rully Nova menambahkan bahwa sentimen pasar Asia secara umum juga masih dibayangi oleh isu perlambatan ekonomi global terutama dari Amerika Serikat dan Tiongkok serta eskalasi geopolitik.
“Kecemasan perlambatan ekonomi Tiongkok kembali muncul di pasar properti, dan beberapa data ekonomi AS yang dirilis pada pekan lalu belum sesuai ekspektasi pasar,” katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (20/5), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.441 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.351 per dolar AS. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...