Cermin Pemimpin Kembali pada Setiap Individu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Apabila kita hendak mencari figur pemimpin, bahan-bahan pertimbangannya tidak dapat dilihat hanya dari pergaulan atau latar belakang suku bangsa seseorang. Karena pada dasarnya, semua pertimbangan tergantung kepada individunya.
Demikian dikatakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada kesempatan temu wicara dalam rangka peluncuran buku berjudul “Hamengku Buwono IX: Inspiring Prophetic Leader” pada Kamis (18/4) di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Joesoef Ronodipoero, Jl. Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
"Siapapun pemimpinnya, apakah ia berasal dari golongan budayawan, rohaniwan atau seseorang yang netral sekalipun, pastilah akan tergiur untuk politik transaksional atau korupsi," tambah Sri Sultan.
“Oleh karena itulah, sebaiknya segala pertimbangan dikembalikan kepada masing-masing individu, karena godaan di setiap zaman berbeda-beda,” ujar Sultan, saat ditanya tentang masalah pemimpin pada saat ini.
Tidak ketinggalan, untuk memberikan pendapat tentang pemimpin, Niken Widiastuti, Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) yang juga turut menyumbang tulisannya di buku Inspiring Prophetic Leader: Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberanikan diri bergabung dengan rakyat walaupun posisi kerajaan Yogyakarta Hadiningrat saat itu sama berpengaruhnya dengan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu alasan yang ia ingat adalah ia merasa iba kepada banyak pembantu-pembantu pribumi yang diperlakukan tidak adil oleh majikannya orang Belanda.
Menurut penyelenggara, Ikatan Relawan Sosial Indonesia (IRSI), Sultan Hamengku Buwono IX adalah seorang pemimpin yang memberi suri tauladan dan telah menjalankan kepemimpinan profetik.
RRI berperan penting dalam penyiaran dan dialog di Ruang Joesoef Ronodipoero pada tanggal Kamis (18/4) tersebut karena itu merupakan perwujudan dari visi Radio Republik Indonesia.
Buku Inspiring Prophetic Leader ini dibahas oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Lemhannas Prof. Dr. Budi S. Soepandji, dan Dr. Yudi Latif. Sedangkan pada undangan yang hadir, antara lain Menteri Negara Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Linda Agum Gumelar, Mantan Wapres Try Soetrisno, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, Prof. Sri Edi Swasono, Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar, pengamat politik Fachry Ali, mantan ketua PWI Tarman Azam, Ketua DPD Irman Gusman, serta tokoh lainnya dan keluarga besar Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...