Charlie Hebdo Akan Tetap Terbit
Mereka dapat bantan dana untuk mengatasi krisis keuangan. Pemerintah dan media di Prancis mendukung majalah ini tetap terbit. Edisi Rabu pekan depan dengan 8 halaman akan menyajikan laporan khusus.
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan hari Kamis (8/1) bahwa pihanya menentang penyerang dan mempublikasikan edisi khusus dengan cetak hingga satu juta eksemplar pekan depan, menangggapi gelombang dukungan publik yang bangkit untuk menyelamatkan majalah itu dari kebangkrutan.
Kolumnis Patrick Pelloux yang masih bertahan di majalah itu mengatakan kepada AFP bahwa majalahnya akan mengangkat "masalah korban" pada edisi Rabu depan untuk menunjukkan bahwa "kebodohan tidak akan menang" setelah serangan terhadap kantor pusatnya yang menyebabkan 12 orang meninggal.
Dalam beberapa jam setelah serangan teroris yang menghancur staf Charlie Hebdo, salinan edisi terbaru mingguan satir itu mendapat tawaran lebih dari 70.000 euro atau sekitar US$ 82.400 (lebi dari Rp 1 miliar) secara online.
Sebanyak 60.000 kopi dicetak untuk edisi 1177 terjual habis hampir seketika setelah serangan terhadap markas majalah ini terjadi.
Pada tengah hari Rabu (7/1), sejumlah majalah berharga tiga Euro yang menampilkan kartun yang mirip dari penulis Perancis kontroversial, Michel Houellebecq, pada sampulnya muncul di jaringan internet dengan harga melonjak.
Lebih dari 80 iklan yang ditawarkan untuk dipasang dengan isu itu pada toko online eBay, beberapa menyatakan bersedia untuk pembelian langsung dengan harga 50.000 Euro.
Pengacara media itu, Richard Malka, mengatakan Charlie Hebdo yang biasa mencetak 60.000 eksemplar, mencetak lagi karena perhatian besar di seluruh dunia setelah serangan berdarah hari Rabu.
Malka berbicara setelah menghadiri pertemuan 30 staf lain yang membahas masa depan majalah itu dan bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Semua sepakat bahwa "edisi berikutnya harus terbit. Hal itu adalah cara terbaik untuk memberi penghormatan kepada korban meninggal dan untuk menunjukkan bahwa mereka (para penyerang) tidak bisa membunuh kita," katanya.
Dia mengakui bahwa "Ini sangat sulit. Kita semua penderitaan, sedih, takut, tapi kami akan tetap melakukannya, karena kebodohan tidak akan menang," katanya.
Mau Bangkrut
Pada bulan November, terbitan berusia 44 tahun itu berusaha mengundang pembaca atas maslah yang dihadapi media itu dalam sebuah sajian kartun, dan menyampaikan permohonan sumbangan untuk mencegah kebangkrutan yang makin dekat.
Majalah itu dijual dengan harga € 3 (sekitar Rp 40 ribu) per copy, dan sering hanya laku setengah dari 60.000 eksemplar yang dicetak per minggu.
Majalan mingguan yang bergantung pada karya kartun, dan dengan nama yang terinspirasi oleh tokoh buku komik Amerika, Charlie Brown, dari seri "Peanuts" (dengan tambahan kata "Hebdo" yang merupakan bahasa slang Perancis untuk mingguan), akan hadir dengan edisi khusus delapan halaman, bukan yang biasa 16 halaman, kata Malka.
Koran harian sayap kiri Prancis, Liberation, akan menampung wartawan Charlie Hebdo dari hari Jumat, karena kantor malajah itu berlumuran darah, penuh peluru dan disegel setelah serangan. Media Prancis utama lainnya, termasuk AFP, koran Le Monde dan televisi Canal +, juga menawarkan bantuan untuk awak Charlie Hebdo meneruskan aktivitasnya.
Dana media Prancis yang mengelola € 60 juta yang disumbangkan oleh Google pada tahun 2013 akan memberikan kontribusi keuangan yang belum ditentukan untuk Charlie Hebdo. Instansi pemerintah juga telah menjadi pelanggan koran mingguan ini untuk emmberi dukungan.
Pemerintah Perancis dan puluhan organisasi media sekarang telah bersumpah untuk memastikan Charlie Hebdo akan terus terbit.
Charlie harus terus terbit, kata kepala kantor berita AFP, Emmanuel Hoog, mengatakan setelah pertemuan Rabu malam dengan beberapa rekan-rekan radio, televisi dan surat kabar di kantor kementerian kebudayaan Prancis.
Menteri Kehakiman Prancis, Christiane Taubira, menambahkan pada hari Kamis, pada Radioa Info Prancis, "Bantuan publik untuk membantu Charlie akan dibenarkan. Kita tidak bisa membayangkan Charlie Hebdo menghilang."
Diancam Betahun-tahun
Staf Charlie Hebdo telah menjadi target ancaman pembunuhan selama bertahun-tahun, dimulai pada tahun 2006 ketika terbitan itu mencetak ulang 12 kartun Islam Nabi Muhammad yang diterbitkan tahun sebelumnya oleh surat kabar Denmark, Jyllands-Posten.
Meskipun media itu berada di bawah perlindungan polisi, dua pria bertopeng memegang senapan serbu mampu menembus dan membunuh dengan gaya melakukan eksekusi matipada hari Rabu dan melarikan diri.
Sebelumnya, serangan terburuk diderita media itu pada tahun 2011, terkait media itu menerbitkan beberapa karikatur Nabi Mohammad. Kemudian, diduga kelompok Islamis membom tempat yang kosong.
Serangan Rabu itu menghabisi tokoh terkemuka media itu. Pemimpin Redaksi majalah itu, Stephane "Charb" Charbonnier, 47 tahun, adalah salah satu kartunis yang dibunuh bersama dengan pengawal polisinya.
Empat kartunis lainnya, semuanya adalah nama besar kartunis Prancis, Jean "Cabu" Cabut, 76 tahun, Georges Wolinski, 80 tahun, Bernard "Tignous" Verlhac, 57 tahun, dan Philippe Honore, 73 tahun juga dibunuh. Selain itu korban adalah tiga karyawan kantor, termasuk seorang ekonom terkenal untuk radio Perancis, Bernard Maris.
Korban lainnya adalah seorang penjaga yang ditembak penyerang di lantai dasar saat mereka memasuki gedung, dan seorang polisi yang dieksekusi dengan darah dingin ketika dia tergeletak terluka di trotoar di luar gedung.
Pelloux, yang adalah kepala unit darurat asosiasi ruang dokter Prancis, kata editor berita dan dua orang lain yang memberikan kontribusi untuk surat kabar dalam serangan itu.
Mereka adalah Laurent "Riss" Sourisseau, juga seorang kartunis lain menjadi editor berita, serta Philippe Lancon dan Fabrice Nicolino. (Ditulis dari AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...