China Pangkas Beberapa Suku Bunga Utama untuk Dukung Ekonomi Yang Rapuh
SHANGHAI, SATUHARAPAN.COM-China mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga jangka pendek dan jangka panjang pada hari Senin (22/7), langkah besar pertama sejak Agustus tahun lalu, yang menandakan niat untuk meningkatkan pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu hanya beberapa hari setelah pertemuan pimpinan Partai Komunis.
Pemangkasan suku bunga kebijakan jangka pendek utama bank sentral, suku bunga operasi pasar, dan suku bunga acuan pinjaman bank dilakukan setelah China melaporkan data ekonomi kuartal kedua yang lebih lemah dari perkiraan pekan lalu dan para pemimpin tertingginya bertemu untuk rapat pleno yang diadakan kira-kira setiap lima tahun.
Negara itu hampir mengalami deflasi dan menghadapi krisis properti yang berkepanjangan, utang yang melonjak, serta sentimen konsumen dan bisnis yang lemah. Ketegangan perdagangan juga meningkat, karena para pemimpin global semakin waspada terhadap dominasi ekspor China.
"Pemotongan hari ini merupakan langkah yang tidak terduga, kemungkinan karena perlambatan tajam dalam momentum pertumbuhan pada kuartal kedua serta seruan untuk 'mencapai target pertumbuhan tahun ini' pada sidang pleno ketiga," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie.
Bank Rakyat China (PBOC) mengatakan pada hari Senin (22/7) bahwa mereka akan memangkas suku bunga reverse repo tujuh hari menjadi 1,7% dari 1,8%, dan juga akan meningkatkan mekanisme operasi pasar terbuka. Itu adalah pemotongan suku bunga pertama sejak Agustus 2023.
Beberapa menit kemudian, China memangkas suku bunga acuan dengan margin yang sama pada penetapan bulanan. Suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun diturunkan menjadi 3,35% dari 3,45% sebelumnya, sedangkan LPR lima tahun diturunkan menjadi 3,85% dari 3,95%. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beberapa Negara Asia Akan Peringati 20 Tahun Tsunami Samudra...
JAKARTA, SATUHARAPN.COM-Negara-negara yang dilanda tsunami minggu depan akan mengenang lebih dari 22...