China Perketat Pembatasan dan Perluas Pengujian Masal COVID-19
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Beijing akan meningkatkan pembatasan COVID-19 dengan persyaratan pengujian tambahan, para pejabat mengumumkan pada hari Sabtu (30/4), ketika dimulainya liburan Hari Buruh diredam oleh infeksi yang meningkat di ibu kota.
Libur lima hari biasanya merupakan salah satu periode perjalanan tersibuk di China, tetapi kebangkitan COVID-19 terburuk di negara itu sejak awal pandemi kemungkinan akan membuat orang tetap di rumah.
Diperkirakan dengan varian Omicron yang sangat menular, pejabat China telah menggandakan kebijakan nol-COVID mereka, menghancurkan kluster virus melalui pengujian massal dan penguncian.
Meskipun meningkatnya biaya ekonomi dan frustrasi publik, Beijing mengumumkan akan semakin membatasi akses ke ruang publik setelah masa liburan.
Mulai 5 Mei, tes COVID-19 negatif yang diambil dalam sepekan terakhir akan diperlukan untuk memasuki "semua jenis area umum dan untuk naik transportasi umum," menurut pemberitahuan di halaman WeChat resmi kota.
Untuk kegiatan seperti acara olah raga dan perjalanan kelompok, peserta juga harus menunjukkan tes COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 48 jam, bersama dengan bukti "vaksinasi penuh," menurut aturan baru.
China melaporkan lebih dari 10.700 kasus COVID-19 domestik pada hari Sabtu, termasuk yang tanpa gejala, dengan sebagian besar terjadi di Shanghai.
Metropolis timur itu, yang ditutup selama sekitar sebulan setelah menjadi pusat wabah terbaru, menghitung lebih dari 10.100 kasus pada hari Sabtu, sekitar setengah dari beban harian yang tercatat di awal bulan.
Di Beijing, kasus mencapai 54, menurut Komisi Kesehatan Nasional. Ibukota akan melakukan tes COVID-19 gratis untuk penduduk mulai hari Selasa, kata media pemerintah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...