CIA Tarik Staf dari Beijing Setelah Serangan Hacker Tiongkok
SATUHARAPAN.COM - CIA telah menarik stafnya dari Kedutaan Besar AS di Beijing, khawatir bahwa data yang dicuri dari komputer pemerintah, bisa mengekspos agen-agen lembaga intelijen AS tersebut.
Pada bulan April, sekitar 21 juta data pegawai pemerintah Federal dicuri dalam sebuah serangan hacker besar-besaran terhadap situs kantor Departemen Sumber Personalia (Office of Personnel Management).
Perusahaan keamanan telah menyalahkan hacker negara Tiongkok atas serangan itu.
Menarik staf CIA dari Beijing adalah "tindakan pencegahan," kata pejabat lembaga kepada Washington Post (1/10)
Data tentang agen CIA bukan termasuk dalam cache besar pada komputer OPM yang dicuri, tetapi catatan lain tentang pemeriksaan latar belakang pegawai yang dilakukan oleh Departemen Luar Negeri, disalin dalam serangan itu.
CIA mengkhawatirkan bahwa dengan membandingkan daftar mereka yang telah diperiksa dengan daftar personil kedutaan yang sudah dikenal, bisa membantu Tiongkok mengekspos pekerja-pekerja intelijen CIA.
Mereka yang bekerja di kedutaan tapi tidak diperiksa oleh Departemen Luar Negeri adalah agen CIA, kata surat kabar itu, mengutip pegawai yang tidak disebutkan namanya.
CIA menolak berkomentar langsung tentang masalah ini.
Bahaya bahwa pencurian data itu akan mengekspos agen intelijen, juga diungkapkan oleh Direktur Intelijen Nasional, James Clapper, selama sidang di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat.
Clapper mengatakan pelanggaran itu " secara potensial berimplikasi sangat serius" bagi komunitas intelijen --maksudnya agen-agen CIA di negara-negara lain.
Dia menambahkan AS sendiri terlibat dalam jenis serangan cyber seperti yang dituduhkan kepada Tiongkok.
" Kami juga melakukan spionase cyber," katanya. " Kami tidak buruk dalam hal itu." (bbc.com)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...