Ciliwung Akan Jadi Destinasi Ekowisata
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat di acara Bulan Bhakti Pemuda 2014 Forum Pemuda Betawi di Hutan Kota Sangga Buana, Cilandak, Jakarta Selatan pada Minggu (28/12) mengatakan kondisi Sungai Ciliwung yang kotor dan dipenuhi sampah serta keberadaan bangunan liar di sepanjang daerah aliran sungai ini secara bertahap akan dibenahi Pemprov DKI Jakarta.
Bahkan, sungai itu akan dijadikan destinasi ekowisata.
Menurut Djarot, dengan dikembangkan menjadi tempat wisata, masyarakat nantinya akan bisa mengetahui ekosistem lingkungan di bantaran Sungai Ciliwung. Selain itu, warga juga dapat mengenal tanaman yang sudah langka seperti Pohon Menteng dan Gandaria.
"Saya ingin tanaman langka asal Betawi ditanam di Ciliwung biar dikenal anak muda. Daripada jalan ke mal atau kafe, mending mereka ke Ciliwung," ujarnya.
Namun sebelum itu, Sungai Ciliwung harus dinormalisasi terlebih dahulu agar aliran sungai lancar dan berfungsi dengan baik.
"Saya sudah telusuri Sungai Ciliwung, lebarnya sudah mengecil," kata Djarot.
Atas dasar itu, Djarot mengimbau warga lebih peduli terhadap keberadaan Sungai Ciliwung daripada menggelar aksi yang tidak produktif.
Ia juga meminta setelah dilakukan normalisasi, Pemprov DKI juga harus membebaskan lahan warga yang tinggal 20-30 meter dari Sungai Ciliwung agar bisa digunakan untuk pembangunan jalan. berharap warga ibu kota dapat menjadi jawara lingkungan.
Jawara Lingkungan
"Warga Jakarta harus menjadi jawara lingkungan seperti Bang Chaerudin yang sudah dengan baik merawat taman kota, Sungai Pesanggrahan, dan empang" kata Djarot.
Menurut Jarot, Jakarta akan menjadi kota metropolitan yang layak huni dan nyaman jika warganya bisa mengikuti cara Bang Chaerudin mengelola lingkungan.
Bang Idin mengumpulkan sampah di Sungai Pesanggrahan dan diolah menjadi barang produktif. "Sejak awal datang ke Jakarta, saya ingin sekali belajar dari Bang Chaerudin bagaimana mengelola lingkungan yang total dan ikhlas," ujarnya.
Djarot berpesan kepada seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar tidak ada lagi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dialihfungsikan.
Sebaliknya, RTH yang ada dan masih minim hingga saat ini harus terus dilestarikan dan diperluas sesuai dengan ketentuan.
"Saya sering bilang jangan sampai lahan (RTH-red) dialihfungsikan. Kalau perlu ditambah dan terus ditambah," ujarnya.
Sementara itu, Djarot mengingatkan apabila pola pembangunan di Jakarta sama seperti beberapa tahun yang lalu, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan seluruh wilayah di ibu kota bisa tenggelam. "Tiap tahun permukaan tanah di Jakarta turun karena air bawah tanah disedot. Kalau difoto dari bawah, bumi kita ini dalamnya sudah keropos. Kita tidak pernah memikirkan Jakarta 15-20 ke depan seperti apa," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Bang Chaerudin mengaku prihatin dengan kondisi dan perilaku warga Jakarta yang masih kurang peduli dengan lingkungan.
"Empang dan kobak diuruk, kali dikecilin. Sampah yang diangkut di sungai ini bisa mencapai 10 truk per hari. Itu pakai uang saya sendiri dari hasil mengolah sampah di sini," ungkapnya. (beritajakarta.com)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...