Cinta Bukan Perang, UNICEF Peringati Setahun Konflik di Gaza
SATUHARAPAN.COM –UNICEF, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk mendanai anak-anak, memperingati penyerbuan Israel ke Gaza dalam bentuk 51 hari anak-anak Palestina berbagi kisah di media sosial Facebook UNICEF dengan tagar #51days51children dan #gaza4children.
Karima—umur 17 tahun—berbagi di Facebook UNICEF (The United Nations Children's Fund) pada Rabu (15/7) tentang ajakan kepada masyarakat untuk memperindah taman kecil di Gaza. Salah satu temboknya tertulis “Cinta, Bukan Perang”.
Day 8: KARIMA, 17“'Love Not War’, these are the words written on the wall behind me. This is the message I wanted to...
Posted by Unicef State of Palestine on 14 Juli 2015
Ia bercerita , “Saya setengah India dari sisi ibu, tapi saya hanya mampu mengunjungi kakek-nenek di India sekali pada 2007 karena blokade Gaza. Perbedaan yang paling mencolok yang saya temukan antara India dan Gaza adalah bahwa di sini Anda akan menemukan orang-orang yang mimpi utamanya adalah untuk pergi ke luar Gaza; sedangkan di India kebanyakan orang tidak berpikir untuk meninggalkan India. Mereka hidup 'normal' dengan mimpi 'normal', seperti membeli rumah baru.”
Baca juga: |
Dia melanjutkan, “Di India, mereka selalu membangun dan mengembangkan, sementara di Gaza kita selalu kembali memperbaiki apa yang telah hancur, lagi dan lagi.” Kisah Karima ini adalah tulisan di hari kedelapan dari rencana 7 Juli hingga 26 Agustus nanti.
UNICEF menambahkan, setelah setahun berlalu, anak-anak Palestina di Gaza masih berusaha untuk pulih dari dampak yang menghancurkan 51 hari penyerbuan. Ditambah lagi dengan lambatnya rekonstruksi. Anak-anak Gaza yang berusia lebih dari enam tahun telah menyaksikan tiga konflik dalam kehidupan singkat mereka. Dan, anak-anak yang berusia paling tua sembilan hanya tahu bahwa hidup mereka di bawah blokade Israel. Saat ini, UNICEF sedang terus bekerja di Gaza untuk melakukan intervensi kemanusiaan membantu memulihkan anak-anak.
Day 1: MALAK, 12 “My friends used to visit me at home before the war. The house was nice, we were playing, we were...
Posted by Unicef State of Palestine on 7 Juli 2015
Juga, kisah Malak (12) tentang temannya yang berkunjung ke rumah sebelum perang. “Rumah itu bagus, kami bermain, kami melakukan banyak hal, kami sangat senang,” katanya. Namun, “Tidak ada yang datang ke rumah saya lagi untuk mengunjungi saya karena rumah kami hancur dalam serangan udara musim panas lalu. Saudara-saudara saya juga sebenarnya ingin datang, tapi mereka tidak datang. Sebab, mereka takut rumah akan runtuh. Rumah kami tidak memiliki jendela, tidak ada pintu, dan tidak ada dinding. Saya merasa malu dan tidak memiliki privasi. Siapa pun dapat melihat saya saat saya tidur. Seolah-olah saya tinggal di jalan."
Posted by Unicef State of Palestine on 7 Juli 2015
Ikuti berita kami di Facebook
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...