Cinta: Jalan yang Paling Utama
SATUHARAPAN.COM – Minggu lalu kakak perempuan saya menikah dengan seorang dari suku Jawa. Ketika pertama kali mengetahui rencana perkawinan mereka keluarga besar geger. Bukan hanya karena pria tersebut adalah suku Jawa pertama dalam klan keluarga kami, sulit bagi kami membayangkan perbedaan karakter yang sangat kelihatan di antara dua suku itu.
Ketika calon suami Kakak saya itu berkunjung ke Medan, kami menanyakan sudah berapa lama persahabatan mereka dan bagaimana proses mereka hingga memutuskan untuk membentuk rumah tangga di tengah perbedaan yang ada. Dia berkata, ”kami memulai dan membangun semuanya di atas dasar cinta.”
Pernyataannya mengingatkan saya akan relasi yang saya bangun dengan istri mulai dari persahabatan sampai kepada perkawinan yang kami jalani selama ini. Cinta mengajar saya untuk tidak menjadikan istri saya sebagai target untuk dijadikan pacar kala itu. Cinta mendorong kami untuk memberi bukan menerima. Cinta menjadikan perbedaan menjadi anugerah yang berlimpah bukan bencana yang mencekalakan. Cinta menghancurkan segala ego dan kepentingan diri sendiri demi kebaikan bersama. Cinta menjadi dasar atas semua keintiman yang kami alami—spiritual, emosi, intelektual, estetika, rekreasi, sosial, bahkan fisik. Cinta selalu mengajar “other centered, not self centered; you oriented not me oriented.”
Mungkin terdengar klise. Tetapi, apalah artinya hubungan tanpa cinta. Dan karena itu, haruslah terus dikumandangkan mengingat manusia adalah tempatnya lupa. Semoga semua perkawinan yang sudah dibentuk memulai, menjalani, dan menghidupi perkawinan itu di atas dasar cinta. Karena cinta memang jalan yang paling utama.
editor: ymindrasmoro
email: insprasi@satuharapan.com
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...