“Colossal Drama of the Opportunist” Melukis di Kedalaman Air
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dua puluh satu judul lukisan dalam berbagai dimensi-medium, satu buah karya instalasi, satu buah karya dinamis video mapping, serta videografi proses dari seniman-perupa Iqro Akhmad Ibrahim dipamerkan di Green art space. Pameran yang mengusung tajuk “Colossal Drama of the Opportunist” dibuka oleh seniman-perupa Heri Dono, Jumat (21/12) malam.
Tidak seperti pada pameran sebelumnya dimana Iqro lebih banyak ‘memerangkap’ figur obyek karyanya, pada pameran Ada Gula Ada Semut “Colossal Drama of the Opportunist” lebih membebaskan obyek dari perangkap meski tidak sepenuhnya bebas. Keseluruhan karya dipajang pada dinding-lorong Green art space yang sekaligus merupakan ruang santai bagi pengunjung Greenhost boutique hotel menikmati sajian makanan ataupun berenang.
Dibanding karya Iqro pada pameran-pameran sebelumnya baik tunggal maupun bersama, pada pameran kali ini karya Iqro lebih berwarna baik secara visual maupun tawaran konsepnya. Sebutlah sebuah lukisan dengan obyek khasnya berupa kumpulan figur makhluk gemuk dengan mengenakan pakaian khas orang-orang terpenjara sedang beramai-ramai naik perahu kertas. Figur-figur tersebut saling menumpuk membentuk sebuah piramida dan berujung pada satu figur di puncaknya. Menariknya, perahu kertas itu berlayar di bawah permukaan air.
Hegemoni atau dominansi dalam realitas hubungan antar manusia ataupun antar bangsa terekam dalam beberapa karya kecil Iqro. Eksploitasi yang digambarkan figur dalam dua cangkir/gelas yang berbeda dimana salah satunya melakukan “penyedotan” sumberdaya cangkir/gelas sebelahnya melalui pipa pipet menjadi salah satu kritik Iqro atas realitas hubungan antar manusia yang tidak setara. Hal yang sama terekam juga pada sebuah lukisan berjudul “Bebas Bersyarat”.
Jika pada karya lainnya obyek gelas, cangkir, dan botol kaca melengkapi figur gemuk, pada karya “Titano Makiya” Iqro menambahkan obyek-obyek rumah dalam warna-warni pucat cerah. Tema dualitas ataupun beragam tafsir dalam realitas kehidupan inilah yang selalu diangkat dalam karya-karyanya. Ini pula yang menginspirasi Iqro membuat sebuah karya multi platform dan menjadikan kolam renang di Green art space sebagai medium karyanya.
Karya tersebut menjadi pengembangan dari karya Iqro sebelumnya yang dipamerkan di Jogja Contemporary Februari lalu. Seratusan botol kaca berbagai bentuk, ukuran, dan warna diletakkan pada dasar kolam renang. Pada beberapa botol di dalamnya diisi dengan seekor ikan cupang (Betta sp). Dari sisi samping atas ditembakkan lampu proyektor dengan konten video ikan koi dan lainnya menerangi botol-botol hingga dasar kolam. Pendaran cahaya yang terbentuk bersamaan dengan pergerakan arus dari rotator air yang melengkapi kolam renang menghasilkan citraan yang acak dan dinamis sepanjang proyektor menyala.
Sekilas karya tersebut menjadi karya video mapping kebanyakan, namun adanya pola acak dan dinamis yang tersaji Iqro seolah sedang melukis ribuan citraan baru dari karya video mapping tersebut.
“Ini eksperimen pertama sekaligus langsung di-display pada ruang pamer. Saya belum pernah mencobanya. Keterbatasan ruang. Makanya begitu pihak Greenhost mengijinkan kolam renangnya untuk direspon (dengan karya seni), saya langsung menyiapkan medium-material. Langsung display, bahkan tanpa simulasi.” jelas Iqro kepada satuharapan.com sesaat sebelum pembukaan pameran.
Karya lukisan video mapping yang dinamis di kolam renang Greenhost boutigue hotel hanya dipamerkan pada malam saat pembukaan pameran. Penataan karyanya pun baru selesai sekitar tiga puluh menitan sebelum acara pembukaan mengingat hingga sore hari kolam renang masih digunakan pengunjung Greenhost untuk berenang.
Di kedalaman dasar kolam, pendaran materi video mapping menghiasi dasar kolam berpadu dengan arus air yang terus bergerak menghasilkan citraan lukisan yang dinamis sepanjang proyektor menyala di tengah lalu lalang pengunjung yang sedang makan malam serta pramu saji yang menyiapkan pesanan pengunjung. Dalam ranah yang lain, video mapping yang dibuat Iqro menjadi tawaran karya desain sebuah ruang.
Satu lukisan berjudul “Jalan Pulang” menjadi karya Iqro yang agak berbeda. Goresan warna dan garis terekam begitu sentimentil bahkan emosional. Bisa jadi karya ini berangkat dari suasana hatinya yang ditinggalkan adiknya yang baru saja lulus dari jurusan Seni Rupa ISI Yogyakarta, saat menyiapkan karya untuk pameran.
Pameran tunggal Iqro Akhmad Ibrahim Ada Gula Ada Semut “Colossal Drama of the Opportunist” di Greenhost boutique hotel Jalan Prawirotaman II No. 629, Brontokusuman, Mergangsan-Yogyakarta, akan berlangsung hingga 21 Januari 2019.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...