Selamatan IVAA dan Pameran ‘Waktu dan Ingatan Tak Pernah Diam’
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesian Visual Art Archive (IVAA) mengadakan selamatan rumah dan pameran untuk menandai dibukanya ruang pameran baru. Sekaligus menggaungkan tagline baru pada 21 hingga 22 Desember 2018.
Konsep selamatan dipakai untuk menjauhkan dari malapetaka yang tidak diinginkan.
“Yang dimaksud dengan malapetaka di sini ialah berbagai hal yang memperlambat langkah kita untuk menyusun demokrasi. Hal-hal itu bisa saja datang dari praktik seni yang kita jalani dan tidak kita evaluasi, bisa juga datang dari praktek politisi hari ini yang semakin mempersempit makna demokrasi,” kata perwakilan IVAA Lisistrata Lusandiana dalam rilis yang diterima (20/12).
Kegiatan-kegiatan di IVAA ini dirancang untuk merefleksikan kondisi demokrasi hari ini. Secara langsung terkait praktik kerja sehari-hari dengan menggunakan medium apa pun.
Melalui pameran arsip dan tafsirnya bertema ’Waktu dan Ingatan Tak Pernah Diam’ bertujuan menggarisbawahi sifat dasar ingatan yang dinamis. Sekaligus menempatkan praktek pengarsipan, ingatan dan pengetahuan yang tidak pernah berada di ruang hampa.
Tema ini mengingatkan bahwa arsip bersifat dasar dingin. Karena pengelolaan arsip beresiko turut melanggengkan kebekuan data.
“Justru karena dekatnya kami dengan potensi pembekuan tersebut, kami berupaya mengajak publik turut menjadi pengingat, agar kerja kami tetap kontekstual,” terang Lisistrata.
Lisistrata memaparkan lebih jauh,“Kondisi inilah yang menjadi pijakan kami untuk menentukan arah dan melemparkan pandangan kami jauh ke depan. Untuk melihat kembali posisi pengarsipan dalam pembangunan demokrasi serta menjadi bagian dari dekolonisasi.”
Dalam pameran yang diadakan, IVAA berkolaborasi dengan dua seniman dan satu kolektif seni, yakni Ipeh Nur, Arga Aditya dan Piring Tirbing. Selain itu juga menghadirkan SAHITA.
IVAA juga memperkenalkan IVAA Shop pada publik sebagai upaya kecil IVAA dalam mengembangkan spirit kemandirian dari segi pendanaan. Bekerjasama dengan Hendra Blangkon Priyadhani, Agan Harahap, dan Vendi Methodos.
Di sisi lain ada acara tukar zine, buku, serta pengetahuan antar komunitas. Pemutaran film bersama anak-anak usia sekolah dasar di sekitar Rumah IVAA, workshop rawat cd dan kaset bersama JRSC (Jogja Record Store Club), pameran buku oleh Pojok Cerpen. Di penghujung acara, kami akan menampilkan dua band bernama Doa Ibu dan Help Me, Touch Me.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...