COVACTA Gagal dalam Uji Pengobatan Pasien COVID-19 Yang Parah
SATUHARAPAN.COM-Sebuah uji klinis tahap akhir obat buatan Roche Actemra / RoActemra untuk mengobati pasien yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia terkait COVID-19 yang parah gagal, kata pembuat obat itu pada hari Rabu (29/7).
"Percobaan COVACTA tidak memenuhi titik akhir (endpoint) primernya dari peningkatan status klinis pada pasien dengan pneumonia terkait COVID-19, atau titik akhir sekunder kunci penurunan angka kematian pasien," kata Roche.
"Percobaan COVACTA tidak memenuhi titik akhir primernya dari peningkatan status klinis pada pasien dengan pneumonia terkait COVID-19, atau titik akhir sekunder kunci penurunan angka kematian pasien," kata Roche.
Berita itu merupakan pukulan bagi Roche, menyusul sebuah penelitian di Italia yang menunjukkan obat rheumatoid arthritis gagal membantu pasien dengan pneumonia COVID-19 tahap awal.
Roche telah meningkatkan produksinya dari beberapa ratus ribu dosis menjadi lebih dari satu juta, dengan harapan akan dapat dengan cepat memasok obat jika uji coba menunjukkan hasil positif.
Dalam uji coba COVACTA, Roche berusaha mengukur dampak Actemra berdasarkan pada berapa banyak pasien yang membutuhkan ventilator mekanik atau meninggal akibat COVID-19, dibandingkan dengan perawatan standar.
Meskipun obat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan pasien dengan rata-rata delapan hari, ini tidak dianggap signifikan karena tujuan utama tidak tercapai.
Sejauh ini, remdesivir dari Gilead Science telah ditunjukkan oleh penelitian untuk membantu mempercepat waktu pemulihan untuk pasien COVID-19. Sedangkan deksametason steroid generik yang lebih dulu dalam uji coba yang dipimpin Inggris mengurangi tingkat kematian sekitar sepertiga di antara mereka yang memiliki kasus infeksi paling parah. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...