COVID-19 India: 10 Juta Kasus Tercatat pada Hari Sabtu
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-India telah melampaui 10 juta kasus infeksi virus corona baru pada hari Sabtu (19/12), namun ini lebih lambat dari yang diperkirakan bulan lalu karena laju infeksi melambat, meskipun banyak warga di negara itu tidak mengindahkan saran memakai masker dan jarak sosial.
Setelah mencapai puncak hampir 98.000 kasus harian pada pertengahan September, infeksi harian rata-rata mencapai sekitar 30.000 bulan ini. Pelambatan itu membantu India melebarkan kesenjangannya dengan Amerika Serikat, negara yang terkena dampak terparah di dunia dengan lebih dari 16 juta kasus COVID-19.
India melaporkan 25.152 infeksi baru dan 347 kematian dalam 24 jam terakhir, menurut data dari kementerian kesehatan. Virus tersebut sejauh ini telah menewaskan 145.136 orang di negara itu. India membutuhkan waktu 30 hari untuk menambahkan satu juta kasus terakhir, paling lambat kedua sejak dimulainya pandemi.
Kekebalan Kelompok
Negara tersebut mengharapkan untuk segera meluncurkan vaksin dan sedang mempertimbangkan permintaan penggunaan darurat untuk tiga jenis vaksin yang dikembangkan oleh Oxford / AstraZeneca, Pfizer dan perusahaan lokal Bharat Biotech.
Namun beberapa ahli kesehatan mengatakan penurunan kasus menunjukkan banyak orang India mungkin telah mengembangkan antibodi virus melalui infeksi alami.
"Kekebalan kelompok adalah bagian besar darinya... yang membantu kami memutus penularan," kata Pradeep Awate, seorang pejabat kesehatan senior di negara bagian Maharashtra yang paling parah terkena pandemi, di mana ada kota Mumbai.
Negara bagian terkaya di India berada dalam kesulitan yang mengerikan pada bulan September ketika kasus hariannya mencapai rata-rata 20.000 dan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen. Sekarang melaporkan kurang dari 5.000 kasus.
Wilayah ibu kota nasional, New Delhi, mengatakan pada hari Sabtu lonjakan ketiga dan terburuk dalam kasus sekarang telah berakhir. Kota ini melaporkan 1.418 infeksi baru dan 37 kematian pada hari Jumat.
"Jika infeksi melonjak, kami akan melihat jumlah pasien di rumah sakit meningkat, terutama setelah musim festival. Itu tidak terjadi," kata Raman Gangakhedkar, yang hingga saat ini mengepalai epidemiologi di Dewan Riset Medis India.
Panel yang ditunjuk pemerintah yang bertugas membuat proyeksi berdasarkan model matematika memperkirakan bahwa 60% dari 1,35 miliar orang India telah terinfeksi virus tersebut.
"Jika modelnya benar, kecil kemungkinan gelombang kedua akan terjadi, karena setelah 60% memiliki kekebalan, tidak ada yang dapat menyebabkan gelombang lain," kata Manindra Agrawal, anggota komite dan profesor di Institut Teknologi India di kota Kanpur. "Namun, prediksi model perlu dikonfirmasi secara independen oleh survei agar kami dapat memastikannya." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...