DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
23:16 WIB | Senin, 17 Maret 2014
Crimea Ajukan Diri Bergabung ke Rusia
CRIMEA, SATUHARAPAN.COM - Crimea secara resmi mengajukan diri bergabung dengan Federasi Rusia pada hari Senin (17/3) setelah para pemimpinnya menyatakan 97 persen pemilih memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dalam referendum yang dikecam sebagai ilegal oleh Kiev dan Barat.
Presiden Barack Obama mengatakan pada hari Minggu (16/3) bahwa AS dan sekutunya "tidak akan pernah" mengakui referendum Crimea itu.
Dalam komunikasi telepon dengan rekan Rusia-nya Vladimir Putin, Obama mengisyaratkan sanksi tambahan pada Rusia dan mengatakan bahwa pemungutan suara telah melanggar konstitusi Ukraina.
"Presiden Obama menekankan bahwa 'referendum' Crimea, yang melanggar konstitusi Ukraina dan terjadi karena di bawah tekanan intervensi militer Rusia, tidak akan pernah diakui oleh Amerika Serikat dan masyarakat internasional," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Obama memperingatkan bahwa "tindakan Rusia telah melanggar kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial juga dalam koordinasi dengan mitra Eropa kami, kami akan menambah sanksi tambahan pada Rusia atas tindakannya."
Sebagai tanggapan, Putin mengatakan kepada Obama bahwa referendum itu sepenuhnya legal, "sejalan dengan norma-norma hukum internasional dan Piagam PBB."
Sementara itu, Presiden Ukraina Oleksander Turchinov menyebut referendum Crimea sebuah "lelucon besar."
Pemungutan suara tersebut menandai gambaran ulang yang paling radikal dari peta Eropa sejak deklarasi kemerdekaan Kosowo pada 2008 dari Serbia.
Gedung Putih menambahkan: "Presiden Obama menekankan bahwa masih ada jalan yang jelas untuk menyelesaikan krisis ini secara diplomatik, dengan cara membahas kepentingan Rusia dan warga Ukraina etnis Rusia."
"Presiden Obama menegaskan bahwa resolusi diplomatik tidak dapat dicapai dengan adanya pasukan militer Rusia yang melakukan intervensi ke wilayah Ukraina dan adanya latihan militer skala besar Rusia di perbatasan Ukraina hanya memperburuk ketegangan . "
Pemimpin baru Ukraina pro-Eropa dan Barat telah mencap referendum "ilegal" karena wilayah strategis di Laut Hitam tersebut telah berada di bawah kontrol de facto dari pasukan Rusia sejak awal bulan.
Selain mengajukan diri bergabung ke Rusia, parlemen Crimea juga mengumumkan bahwa rubel Rusia akan menjadi mata uang resmi kedua Crimea dan akan beredar bersama hryvnia sampai ditarik pada tahun 2016. (AFP)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...