Crisis Center di Bandara yang Terimbas Dampak Erupsi Diperkuat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pariwisata memperkuat tim Crisis Center yang dibentuk 10 Juli lalu, sejak erupsi Gunung Raung di Jawa Timur mengeluarkan abu vulkanik yang mengakibatkan terganggunya penerbangan di wilayah sekitar lokasi bencana.
Material erupsi gunung yang berlokasi di tiga kabupaten, Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember itu, sudah semakin mempengaruhi penerbangan di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Mataram, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro Jember, dan Bandara Juanda Surabaya.
Kementerian Pariwisata, menurut Menteri Arief, juga akan mendirikan pusat-pusat krisis di daerah, terutama yang terkait langsung dengan tertundanya sejumlah keberangkatan pesawat yang berakibat pada wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. “Kami imbau seluruh dinas pariwisata di daerah agar juga siap siaga atasi krisis,” kata Menteri Arief Yahya dalam keterangan resminya kepada sejumlah media di Jakarta pada 18 Juli.
Masalah paling krusial, menurut Menteri, adalah penanganan terhadap penumpang pesawat yang penerbangannya terganggu, tertunda atau dihentikannya sementara, akibat erupsi. Termasuk krusial adalah menyiapkan akomodasi (penginapan), ketika mereka harus menunggu dalam ketidakpastian. “Dinas-dinas pariwisata di masing-masing daerah harus tanggap akan masalah ini (transportasi dan akomodasi),” dia menegaskan.
Kepedulian untuk mengatasi krisis akibat letusan Gunung Raung dan Gamalama itu sangat diperlukan khususnya dalam suasana liburan sekolah (peak season) dan arus mudik Lebaran. Peristiwa itu berdampak pada penundaan sejumlah penerbangan, baik di domestik maupun international, di Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara International Lombok Nusa Tenggara Barat, maupun Bandara Juanda Surabaya.
Bali, Lombok, dan Surabaya telah menjadi daerah tujuan wisata paling diminati wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sejak terjadi letusan Gunung Raung akhir Juni lalu hingga saat ini, dampaknya terhadap pariwisata Indonesia, khususnya di Bali, cukup signifikan. Kondisi itu diperparah dengan letusan yang terjadi di Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara, mulai 16 Juli kemarin.
Menghadapi dampak letusan yang terjadi di kedua gunung tersebut, Kementerian Pariwisata menjadwalkan membuat posko “Crisis Center” bagi penumpang pesawat bekerja sama dengan lembaga terkait, seperti pengelola bandara, maskapai penerbangan, hingga industri pariwisata akomodasi seperti hotel. “Bisa jadi bagi penumpang pesawat dari luar negeri akan tertahan lama dan membutuhkan penginapan untuk menunggu, maka posko Crisis Center ini bisa menyalurkan mereka menginap di hotel-hotel di dekat bandara untuk menunggu pesawatnya bisa terbang lagi,” Menteri menambahkan.
Posko Crisis Center dapat mengusahakan potongan tarif menginap yang cukup membantu penumpang pesawat itu agar tidak terlunta-lunta di bandara.
Rencana Pengalihan via Darat dan Laut
Kementerian Pariwisata dalam siaran pers itu juga menyatakan membuat rencana pengalihan (contingency plan) bagi penumpang pesawat via darat dan laut. Rencana itu berlaku bagi penumpang pesawat domestik yang akan kembali ke kota-kota terdekat, karena moda transportasi darat (kereta api) dan laut (kapal laut) tak terganggu.
“Dengan demikian penumpang pesawat domestik tersebut mendapat alternatif moda transportasi lain ketimbang terlunta-lunta menunggu di bandara sementara bandara ditutup karena abu vulkanik yang membahayakan keselamatan penerbangan,” Menteri menjelaskan.
Secara teknis, seperti dikemukakan Menteri, Kementerian Pariwisata membina komunikasi bahkan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti PT KAI melalui Daop di wilayah tersebut dan PT Pelni yang memiliki armada kapal laut sesuai tujuan penumpang.
Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik M Iqbal Alamsjah, menambahkan, Kementerian Pariwisata terus memantau aktivitas abu vulkanik yang terjadi akibat letusan Gunung Raung Bondowoso Jawa Timur dan Gunung Gamalama Ternate, Maluku Utara.
Diharapkan dengan membentuk Media Center sekaligus Tim Crisis Center dapat mengantisipasi sekaligus merekomendasi beberapa kebijakan yang perlu diambil segenap pemangku kepentingan agar dampak letusan tidak menimbulkan kesulitan berarti bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. (PR)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...