CSKA Moskow Kena Sanksi UEFA, Terkait Tindakan Rasialis
NYON, SATUHARAPAN.COM – CSKA (Central Sports Army Club) Moskow mendapat sanksi dari UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa) pada Rabu (30/10) malam. Seperti dalam siaran resmi UEFA, bahwa klub Rusia tersebut dikenai sanksi UEFA berkenaan dengan keluhan salah satu gelandang Manchester City berkulit gelap, Yaya Toure.
Keterangan UEFA menyebutkan dalam keterangan resmi terhadap CSKA Moskow tersebut dengan, Badan Eropa memiliki kebijakan toleransi nol terhadap rasisme dan diskriminasi di lapangan dan di tribun penonton. Semua bentuk perilaku rasis dianggap pelanggaran serius terhadap peraturan disiplin dan dihukum dengan sanksi yang paling parah.
Yaya Toure mengeluhkan pada pertandingan yang berlangsung pada Rabu (23/10) saat mereka bertanding di CSKA Moskow di Stadion Arena Khimki, Moskow. Yaya Toure mengeluhkan berbagai suara dari penonton bernada rasialis yang menghina gelandang kelahiran Pantai Gading tersebut.
Sehubungan dengan itu UEFA telah mendengar keterangan dari Yaya Toure, dan telah mengadakan pembicaraan internal Komisi Disiplin UEFA di Nyon (markas UEFA), Swiss dan mengambil keputusan untuk penutupan satu tribun stadion Khimki Arena saat menjamu Bayern Munchen pada Liga Champions pada 27 November mendatang.
CSKA melalui Direktur Eksekutifnya, RomanBabayev sudah mengeluarkan bantahan, karena wasit yang memimpin pertandingan, Hategan tidak mencatat adanya pelanggaran bernuansa rasialis. Babayev menganggap Yaya Toure terlalu bereaksi berlebihan.
Yaya Toure bersama dengan beberapa petinggi Manchester City puas akan keputusan Rabu (30/10) malam, dimana sebagian kecil area tribun terbuka Stadion Khimki akan ditutup
Gelandang bertahan Pantai Gading ini sempat mengancam akan mengajak rekan-rekannya pesepakbola Afrika dan belahan dunia lain yang berkulit gelap untuk memboikot Piala Dunia 2018 mendatang.
Saat ini tidak hanya ditetapkan sanksi penutupan salah satu tribun di Stadion Arena Khimki Stadion CSKA akan tetapi juga denda sebesar 42.600 poundsterling (Rp 759.107.000.), bagi salah satu klub asal ibu kota tersebut. Nominal tersebut jauh dari angka 16.700 poundsterling yang akan diberikan (Rp 292.709.495) kepada FC Porto yang melakukan aksi rasisme terhadap mantan pemain Manchester City, Mario Balotelli.
Yaya Toure bersama Manchester City mengatakan pihaknya heran mengapa UEFA dan wasit yang memimpin pertandingan Ovidu Hategan bersama para asistennya bukannya menghentikan pertandingan, karena perilaku dari penonton tersebut menganggu pertandingan, peraturan ini terdapat dalam jenis-jenis pelanggaran dalam sepakbola yang diatur pada aturan resmi UEFA.
Salah satu pemain Inggris, dan legendaris Liverpool berkulit sawo matang Stan Collymore mengatakan dalam akun Twitter menyindir keputusan UEFA terhadap Manchester City tersebut, Helo, aku seorang rasis, aku akan pindah ke tribun sebelah E saat menonton Bayern Munchen menghadapi CSKA Moskow di stadion,” kata Collymore.
Dalam kasus yang hampir serupa, saat ini setidaknya tujuh orang dihukum dalam kasus rasialisme yang dilakukan pendukung Charlton Athletic saat tim tersebut berhadapan dengan Fulham pada Januari 2012.
Para pendukung Charlton tersebut menerima hukuman beragam karena menyanyikan lagu bernuansa rasisme saat pertandingan tersebut. Hukuman rasisme bagi para pemain tersebut beragam, ada enam orang yang menerima hukuman berkisar 8 hingga 18 bulan, dan ada juga yang dihukum delapan tahun larangan memasuki stadion-stadion di Britania Raya. (soccerway.com/ telegraph.co.uk)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...