Cuaca Buruk Hambat Penyelamatan Korban Longsor Everest
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM - Cuaca buruk menghambat pencarian di Gunung Everest pada Minggu (20/4) untuk tiga pemandu pendaki gunung asal Nepal yang masih menghilang, setelah longsor salju menewaskan 13 rekan mereka dalam kecelakaan paling mematikan di puncak tertinggi di dunia tersebut.
Para pemandu dari etnis Sherpa itu termasuk dalam kelompok besar yang meninggalkan kamp Everest pada Jumat pagi sambil membawa tenda, makanan dan tambang untuk menyiapkan jalur bagi klien internasional menjelang musim pendakian utama di Nepal.
Tim penyelamat menemukan 12 jasad dan menyelamatkan sedikitnya tujuh orang dari lereng bersalju pada Jumat, dengan penemuan 13 jasad pada Sabtu.
Longsor salju tersebut jatuh menimbun para pendaki itu di ketinggian sekitar 5.800 meter di sebuah area yang dijuluki “ladang popcorn” karena bebatuan esnya di jalur menuju Air Terjun Salju Khumbu.
“Kami akan melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan ketika cuacanya aman,” kata pejabat Kementerian Pariwisata Dipendra Paudel.
“Saat ini terlalu berawan dan berangin, kami tidak ingin membahayakan lebih banyak nyawa,” kata Paudel kepada AFP.
Puluhan pemandu sedang beraktivitas ketika bongkahan es besar pecah dari sebuah gletser tergantung, sebelum hancur menjadi potongan kecil dan meluncur ke bawah air terjun salju, salah satu area paling berbahaya di jalur untuk mendaki Everest. (AFP)
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...