Curhat Jokowi di AS: Rupiah Menguat Kok pada Diem Ya...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Beberapa jam setelah mendarat di Washington DC, Presiden RI Joko Widodo, beserta rombongan langsung mengadakan dialog terbuka dengan lebih dari 1.200 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di AS. Beberapa hal, seperti kebakaran hutan hingga ekonomi, disinggung dalam pertemuan tersebut.
“Kalau melihat posisi ekonomi kita, saya tidak pernah ada rasa pesimistis sama sekali. Karena angka-angka yang ada tidak menunjukkan pada posisi krisis. Ya, kita menghadapi masalah ekonomi, tapi bukan krisis. Saya beri contoh pada tahun 1998 dan sekarang. Tahun 1998 itu pertumbuhan ekonomi minus 13,1 persen, sekarang ini kita plus! Semester I 4,7 persen dan sekarang semester II sudah 4,85 persen. Senengnya kok menjelekkan diri sendiri,” kata dia seperti yang dikutip dari voaindonesia.com pada Senin (26/10).
Kemudian, Presiden Joko Widodo mencontohkan inflasi, yang pada tahun 1998 mencapai 8,2 persen. Tahun ini inflasi Indonesia diperkirakan di bawah 4 persen. Demikian pula nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada tahun 1998, nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.000 per 1 dolar Amerika. Meskipun kemarin nilai tukar rupiah sempat mencapai Rp 14.800 per 1 dolar Amerika, tetapi akhirnya bisa dengan cepat dikendalikan.
“Nilai tukar tahun 1998 mencapai Rp 16.000, kemarin kita memang sempat mencapai Rp 14.800. Banyak yang menunggu-nunggu jadi Rp 15.000 rupiah per 1 dolar Amerika. Ada yang senang! Ada yang siap memaki-maki saya. Arahnya sudah mau ke sana dan ada juga yang ‘niat’ lain. Tetapi apa kita juga diam? Kan tidak! Kita ini pagi siang malam kerja, tidak diam. Paket-paket penyelamatan ekonomi dikeluarkan baik oleh BI, OJK, dan lain-lain. Tiap hari saya sarapan angka-angka. Tetapi ketika nilai tukar rupiah atas dolar turun, kok pada diem yaa… gak ada yang komentar”.
Dialog terbuka dengan warga negara Indonesia di Amerika ini juga menyoroti berbagai hal lain seperti soal dwi-kewarganegaraan, konflik bernuansa SARA di Singkil-Aceh dan Tolikara-Papua, serta penyalahgunaan kontrak karya perusahaan-perusahaan besar.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat mulai 24 hingga 30 Oktober 2015, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan berjenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2).
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...