Jokowi Akan Bicarakan Empat Hal dengan Obama
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membicarakan empat hal saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dalam konferensi pers di Blair House Washington DC, Minggu (25/10) malam waktu AS, mengatakan pembicaraan Presiden Jokowi dengan Presiden Obama akan meliputi empat hal pembahasan.
Pertemuan bilateral itu akan digelar di Oval Office Gedung Putih pada Senin (26/10) pagi waktu AS.
"Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain, memberikan nilai strategis bagi Indonesia, dengan itu Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan," katanya.
Kedua, soal ekonomi yang menekankan ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka yang siap meningkatkan bekerja sama ekonomi dengan AS dan dunia.
Dengan ekonomi yang terbuka, kata dia, membuat Indonesia lebih mudah bekerja sama dengan ekonomi negara mana pun apalagi didukung dengan paket kebijakan yang akan sangat membantu Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka.
Ketiga adalah Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan pasar digital mencapai USD 12 miliar (Rp 163 triliun)pada 2014.
"Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar USD 8 miliar (Rp 108 triliun)," katanya.
Pencapaian itu kata Retno belum ada campur tangan pemerintah di dalamnya. "Kalau ada campur tangan pemerintah diproyeksikan pada 2020, Indonesia akan menjadi the biggest digital market di Asia Tenggara," katanya.
Keempat, yakni isu perubahan iklim mengingat kedua negara merupakan pemimpin negara besar.
"Goal-nya karena Indonesia adalah negara besar maka kita berharap bahwa pertemuan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan dunia," kata dia.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat mulai 24 hingga 30 Oktober 2015, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan berjenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2). (Ant)
Editor : Sotyati
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...