Dalai Lama Ingin Buddha Tibet Tinggalkan Metode Reinkarnasi
NEW DELHI – Dalai Lama ke-14 di tempat pengungsiannya di India menyarankan supaya suksesi dalai lama, pemimpin Buddha Tibet nantinya tidak dengan metode pencarian reinkarnasi lagi. Menurut tradisi Tibet yang sudah berabad-abad dilakukan, Dalai Lama atau pemimpin spiritual Tibet berikutnya akan ditentukan dengan mencari reinkarnasi Dalai Lama sebelumnya.
Dalam wawancara dengan Nikkei pada Selasa (25/11), Dalai Lama ke-14 Tenzin Gyatso menilai proses suksesi ini tidak perlu dilanjutkan karena potensi dipolitisasi cukup besar. Tiongkok telah menyatakan agar tradisi suksesi terus dilanjutkan, namun ada ketakutan dari sebagian warga Tibet bahwa besar kemungkinan Tiongkok memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri.â
“Pada awal 1969, saya secara terbuka menyatakan dalai lama bersifat sangat institusional, dan apakah itu harus dilanjutkan atau tidak, terserah orang-orang Tibet. Pada prinsipnya, saya masih percaya itu (tanpa pencarian reinkarnasi),” kata Dalai Lama Tenzin Gyatso pada Nikkei.
Untuk itu, Gyatso berpikir masyarakat penganut Buddha Tibet harus segera mengakhiri pemilihan pemimpin dengan sistem mencari reinkarnasi dari pemimpin sebelumnya.
“Jika masyarakat Tibet, pemeluk Buddha, dan warga Mongolia merasa bahwa institusi dalai lama tidak relevan, maka tidak ada alasan lagi untuk melanjutkannya,” ujar peraih Nobel Perdamaian di tahun 1989 ini.
Dalai Lama menambahkan pada tahun 2011 dia bersama pemimpin Buddha lainnya telah mendiskusikan masalah ini. Dalam diskusi disepakati bahwa saat dia berusia 90 tahun nanti, akan diadakan pertemuan lagi untuk mengambil keputusan akhir terkait suksesi tersebut.
Gyatso menekankan dalai lama sebagai orang dan dalai lama sebagai lembaga itu berbeda. Dipertahankannya dalai lama sebagai lembaga ditakutkan akan dimasuki kepentingan-kepentingan politik. Dia berkeinginan dalai lama adalah hanya seorang pemimpin agama, seperti pemimpin agama lainnya.
Sebelumnya, pemerintah Beijing telah melabeli Dalai Lama sebagai seorang teroris, yang melarikan diri dari Tibet setelah upaya menentang pemerintah Tiongkok pada 1959.
Beijing menganggap Dalai Lama melakukan upaya untuk memisahkan Tibet dari Tiongkok dan ‘mengompori’ pemberontakan di kawasan tersebut. Sejak 2009, 130 warga Tibet melakukan aksi bakar diri unutk menentang pemerintah Beijing. Padahal, Dalai Lama menginginkan otonomi bagi Tibet, bukan kemerdekaan.
Konflik ini membuat sejumlah pemimpin Barat meninggalkan Tibet karena mendapat tekanan dari pemerintah Tiongkok.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...