Dalai Lama Minta Rakyat Tibet Bersatu
DHARMASHALA, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin spiritual Buddha Tibet, Dalai Lama meminta warga Tibet tetap bersatu dan menghindari perpecahan yang telah merusak agama-agama lain.
Dia mengatakan hal itu pada hari Jumat (26/5) di depan ribuan orang pada pelantikan pemimpin baru Tibet di pengasingan, seperti dilaporkan situs resmi pemerintah Tibet di pengasingan.
Dia mengkritik kampanye pemilihan umum untuk memilih pemimpin politik dalam persaingan pribadi yang keras, terutama dalam perdebatan tentang bagaimana mendesak Tiongkok untuk memberikan status otonomi bagi Tibet.
"Jika Anda benar-benar menganggap saya sebagai teman Anda, maka bersatulah terlepas dari wilayah Anda atau garis keturunan agama," katanya kepada sekitar 2.000 biksu dan umat di kuil di Dharmashala, kota perbukitan di India, masis bagi warga Tibet di pengasingan.
Warga Tibet kembali memilih Lobsang Sangay sebagai pemimpin politik mereka bulan lalu. Ini adalah pemilihan kedua sejak Dalai Lama menyerahkan kekuasaan politik pada tahun 2011, dalam upaya agar pemimpin politik lebih langsung berurusan dengan rakyatnya.
Sangay dan lawan politiknya mengatakan meminta maaf karena gagal untuk menjalani hidup dalam tradisi Tibet dengan kerendahan hati dan perilaku yang baik.
Dalai Lama dan Sangay kembali menyebut pendekatan jalan tengah di mana mereka mengharapkan Tiongkok memberikan otonomi bagi Tibet, daripada kemerdekaan langsung.
Negosiasi antara Tiongkok dan wakil Dalai Lama terhenti pada 2010. Tiongkok tidak mengakui pemerintah yang memproklamirkan Sangay di pengasingan, dan berpendapat bahwa penggabungan Tibet ke wilayah Tiongkok pada tahun 1951 sebagai "pembebasan damai". Ia mengatakan kawasan itu sudah menikmati otonomi sejati.
Sangay dikenal sebagai pengacara lulusan Harvard. Dia berjanji mendorong masyarakat internasional memperbaharui komitmen pada penderitaan rakyat Tibet. Pertumbuhan ekonomi diduga mendorong Tibet keluar dari pusat perhatian internasional.
Dalai Lama yang telah berusia 80 tahun telah gagal beraudiensi dengan beberapa pemimpin dunia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dengan Paus.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...