Dalai Lama: Para Pemimpin China Tidak Mengerti Keragaman
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, mengatakan para pemimpin China “tidak memahami keragaman budaya yang berbeda” dan bahwa kegemaran Partai Komunis yang berkuasa di sana adalah untuk kontrol sosial yang ketat dapat berbahaya.
Biksu Buddha berusia 86 tahun itu pada hari Rabu (10/11) juga mengatakan dia ingin tetap tinggal di India, tempat dia tinggal sejak 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China di Tibet, daripada terlibat dalam “politik rumit” antara China, yang dijalankan oleh Partai Komunis yang ateis resmi, dan Taiwan yang sangat Buddha.
Berbicara pada konferensi pers online yang diselenggarakan oleh Tokyo Foreign Correspondents Club, Dalai Lama mengatakan tidak ada rencana khusus untuk bertemu dengan pemimpin China, Xi Jinping, dan menolak mengomentari rencana Xi untuk tetap menjabat untuk masa jabatan lima tahun ketiga.
“Para pemimpin komunis China, mereka tidak memahami keragaman budaya yang berbeda,” katanya. “Pada kenyataannya, terlalu banyak kontrol akan merugikan orang.”
China melakukan kontrol ketat atas semua agama dan dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan kampanye asimilasi budaya yang menargetkan orang Tibet, Muslim Turki Uyghur dan kelompok minoritas lainnya.
Dalai Lama mengatakan dia tidak ingin terlibat dalam “kesulitan lokal dan politik”, tetapi berdedikasi untuk memberikan kontribusi kepada “saudara dan saudari” di Taiwan dan China daratan. "Situasi ini cukup rumit," katanya.
“Terkadang saya merasa biksu Buddha sederhana ini (tidak) ingin (terlibat) dalam politik yang rumit,” katanya sambil tertawa. Dalai Lama pensiun dari politik pada tahun 2011 tetapi tetap menjadi kekuatan utama untuk pelestarian tradisi Tibet.
China mengecamnya sebagai pendukung kemerdekaan Tibet dan tidak memiliki kontak langsung dengan perwakilannya selama lebih dari satu dekade. Dalai Lama mengatakan dia hanya mengadvokasi otonomi substansial dan perlindungan Tibet untuk budaya asli Buddhisnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...