Damainya Tuh di Sini!
Ada hari pasti ada nasi.
SATU HARAPAN.COM – Setiap insan merindukan damai. Anak kecil hingga lansia membutuhkannya. Kenyataannya, sepanjang sejarah kehidupan umat manusia jauh dari situasi damai, malah dibelenggu oleh perasaan khawatir, takut, dan gelisah.
Perasaan-perasaan itu kadang begitu menekan, sehingga membuat kita putus asa dan tak berani berharap. Apalagi jika dilandasi pengalaman, seperti: phk, perceraian, kehilangan orang terkasih, atau komunikasi yang kurang nyambung di antara anggota keluarga. Dalam situasi demikian, kita tak lagi punya kekuatan untuk melangkah dan menggapai esok.
Mungkin itu jugalah yang terjadi dalam diri seorang ibu, yang tega membunuh ketiga anaknya karena takut ketiga anaknya kelak hidup sengsara. Dia merasa sangat sedih dan putus asa karena ditinggalkan suami; sehingga dia tidak tahu lagi harus berbuat sesuatu untuk menghidupi anak-anaknya.
Sejatinya, situasi seperti ini sungguh riil dialami masyarakat kita. Mereka kehilangan pijakan hidup. Merasa sendirian, tak berdaya, dan putus asa membuat mereka kehilangan kemampuan nurani dan pikiran sehat untuk mengambil keputusan etis. Dalam situasi demikian, mereka sering menghukum diri sendiri sebagai orang-orang yang gagal, bodoh, tidak berguna, penuh dosa, dan menjadi beban bagi orang lain. Mereka tak hanya mengalami tekanan kehidupan dan persoalan yang bertubi-tubi dari luar, tetapi juga sering menyalahkan dan menghukum diri mereka sendiri.
Nah, dalam jeritan ”Sakitnya tuh di sini!”, agaknya kita perlu mengembangkan harapan: ”Damainya tuh di sini!” Dan semuanya bermula dari perasaan dikasihi Tuhan. Kita dikasihi Allah. Bukan tanpa alasan Tuhan menciptakan kita. Ana dina ana upa—harfiahnya: ada hari pasti ada nasi. Jika Tuhan masih memberikan kesempatan hidup, Dia pasti akan mencukupkan segala kebutuhan kita.
Mengenai persoalan hidup, bukankah terpaan angin akan turut memperkuat sistem perakaran tanaman? Pengalaman pahit kehidupan akan memampukan kita untuk lebih kuat dalam menghadapi persoalan hidup masa depan. Percayalah!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...