Dampak Tumpahan Minyak Kapal Tanker tenggelam, Filipina Larang Nelayan Melaut
Kapal tanker tenggelam dekat Pulau Mindanau, tumpahan minyak menyebar sepanjang 120 kilometer laut .
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Ribuan nelayan di Filipina diperintahkan untuk tidak melaut dan tetap berada di darat saat pihak berwenang berjuang untuk menahan tumpahan minyak dari kapal tanker yang tenggelam yang mengancam kehidupan laut dan ekonomi yang kaya di kawasan itu.
Tanah licin di Pulau Mindoro, selatan ibu kota Manila, membentang sepanjang 120 kilometer (75 mil) dan berada sekitar sembilan kilometer lepas pantai, kata Ram Temena, kepala operasi bencana di provinsi Mindoro Oriental yang terkena dampak.
Penjaga Pantai Filipina masih mencari kapal Princess Empress yang mengalami masalah mesin dan tenggelam di laut lepas di lepas pantai kota Naujan pada hari Selasa.
Kapal itu membawa 800.000 liter (210.000 galon) bahan bakar minyak industri dari Provinsi Bataan, dekat Manila, ke provinsi tengah Iloilo. Kapal lain menyelamatkan 20 awak kapal.
Bahan bakar diesel, yang menggerakkan kapal tanker Filipina, dan beberapa kargo telah bocor ke laut, kata penjaga pantai sebelumnya, memicu kekhawatiran terhadap lingkungan dan industri yang bergantung pada laut.
Laut yang ganas telah mendorong penyebaran tumpahan minyak dan menghambat upaya untuk menghentikan penyebaran bahan beracun, kata juru bicara penjaga pantai, Armando Balilo, kepada media setempat.
Sebaliknya, mereka menyemprotkan dispersan kimia di permukaan air untuk memecah minyak. Tidak diketahui berapa banyak solar dan bahan bakar minyak industri yang ada di dalam air.
Gubernur Provinsi Humerlito Dolor mengatakan situasinya “semakin buruk”. Dia telah memerintahkan 18.000 nelayan terdaftar di provinsi itu untuk tetap berada di pantai sampai aman untuk menangkap ikan. Sementara itu, mereka akan menerima paket bantuan makanan.
“Itu akan berdampak besar bagi kami,” kata Dolor. “Berdasarkan pengalaman, dampak buruk bagi masyarakat akan berlangsung dalam jangka panjang.”
Walikota Pola Jennifer Cruz mengatakan beberapa ikan mati yang terlapisi minyak telah terdampar di pantai kota, salah satunya dari Naujan. “Seluruh garis pantai kami terkena tumpahan minyak,” kata Cruz.
“Sebelumnya, kami bisa mencium bau busuk. Sepertinya kita berada di dalam bengkel mobil.”
Dia mengatakan personel penjaga pantai dan sukarelawan membersihkan minyak dari pantai, beberapa menggunakan tangan kosong, dan telah mengisi beberapa drum dengan bahan beracun itu. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...