Dari Guanlan Menuju Jalan Lain ke Arles
Syahrizal Pahlevi Gelar Pameran Tunggal
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mengawali rencana pameran trilogi yang sedang disusun, seniman grafis-pelukis Yogyakarta Syahrizal Pahlevi menghelat pameran tunggal di Museum dan Tanah Liat (MDTL). Pameran yang dibuka bersama oleh pegrafis Bambang "Toko" Witjaksono dan pemilik ruang seni Kebun Bibi Hans Knegtmans pada Sabtu (20/1) sore memamerkan sepuluh karya grafis dalam teknik cukil kayu reduksi (woodcut reduction print).
Lima karya dihasilkan Pahlevi saat mengikuti program residensi di China Guanlan Original Printmaking Base (CGOPB), sebuah studio grafis yang berada di Shenzen, China selama 23 Mei-23 Juli tahun lalu. Sementara lima karya lagi dihasilkan di studionya sepulang dari program residensi dengan mengeksplorasi karya lukisan Vincent van Gogh yang berjudul "Bedroom in Arles" dan dua sketsa berupa surat.
"Tiga puluh tahun yang lalu saya sempat bekerja di Galeri Gajah membuat copy karya (secara lukisan) impressionis karya van Gogh salah satunya. Untuk pameran trilogi ini saya membuat copy dalam tanda petik dan bukan karya (van Gogh) yang potret serta meng-copy nya dalam teknik grafis." papar Pahlevi saat pembukaan pameran.
Eksplorasi Pahlevi diinspirasi dari kunjungannya ke Dafen Artist Village di Shenzen yang merupakan kampung pembuatan copy karya lukisan oleh seniman yang bekerja mencari nafkah dengan membuat bermacam lukisan diantaranya memproduksi copy lukisan terkenal seniman Vincent Van Gogh seperti “Stary Night”, Sun Flower”, Bedroom in Arles”, “The Potato Eaters” dan lain-lain pesanan artshop dan pedagang seni di Eropa. Dalam eksplorasi Pahlevi menghasilkan karya dengan judul “Rekonstruksi Van Gogh” secara serial #1-... .
Tentang pemilihan teknik cukil kayu reduksi (woodcut reduction print), pegrafis Bambang Witjaksono yang juga pengajar pada ISI Yogyakarta memberikan catatan khusus atas karya Pahlevi yang dipamerkan. Bambang menjelaskan bahwa teknik cukil kayu (woodcut print) untuk multi warna biasanya menggunakan teknik multi-klise. Satu warna dihasilkan dari satu plat/klise. Pertimbangannya adalah untuk duplikasi karya sebagaimana prinsip teknik grafis itu sendiri. Dalam perjalanannya, eksplorasi teknik grafis terus berkembang hingga salah satunya dengan teknik reduksi (woodcut reduction print). Dibalik keterbatasan jumlah karya yang dicetak teknik reduksi justru memungkinkan adanya tekstur yang dihasilkan dari tumpukan cat/tinta sebelumnya. Tumpukan tersebut oleh seniman sering diolah menjadi suatu yang lain meskipun dalam hal presisi tidak bisa sesempurna yang dihasilkan mesin ataupun teknik multi-klise. Dengan karakteristik tersebut, teknik reduksi bisa dikatakan mendekati karya lukisan yang memiliki keunikan secara visual.
"Yang menjadi menarik adalah ketika Pahlevi konsisten dengan teknik ini meskipun dengan konsekuensi yang sangat berat yakni mau tidak mau menggunakan teknik ini. Yang kedua adalah teknik ini tidak memungkinkan untuk dicetak dalam jumlah banyak karena hasilnya akan banyak berbeda dalam distorsi warna. Terlebih ketika (rencananya) dibuat secara serial dalam trilogi: awalan, tengah, dan akhiran. Tentu ini tantangan bagi Pahlevi." Bambang Toko Witjaksono saat membuka pameran Sabtu (20/1) sore.
Pameran tunggal Syahrizal Pahlevi bertajuk "Dari Guanlan ke Arles" akan berlangsung hingga tanggal 30 Januari 2018 di Museum Dan Tanah Liat, Kersan Rt. 5, Tirtonirmolo, Kasihan-Bantul, Yogyakarta.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...