Darmin Angkat Kasus Bank Century dalam Kuliah Umum di UI
DEPOK, SATUHARAPAN.COM - Menko Perekonomian, Darmin Nasution, menyinggung kasus Bank Century dalam kuliah umum bertema Inklusi Keuangan, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, pada hari Senin (9/11).
Di hadapan Wakil Rektor UI, Dewan Guru Besar, Dekan dan Pimpinan, serta jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI serta lebih dari seratus mahasiswa itu, ia mengatakan kasus Century terjadi akibat kegamangan pemerintah menghadapi krisis ekonomi yang dipicu dari luar negeri.
Menurut Darmin, setelah krisis ekonomi tahun 1998, kebijakan ekonomi Indonesia banyak disiapkan untuk menghadapi krisis ekonomi yang dipicu olah faktor dalam negeri. Ini dilakukan belajar dari krisis tahun 1998.
"Kita tidak pernah berpikir krisis itu datangnya dari luar waktu itu. Sehingga kalau Anda melihat rancangan Komite Stabilisasi Sistem Keuangan (KKSK), kita akan sadar bahwa kita waktu itu berpikir krisis itu datangnya dari dalam bukan dari luar," kata Darmin.
Namun pada tahun 2008, terjadi krisis ekonomi global yang dipicu oleh krisis surat utang di AS. "Kita gamang. Gamang untuk menentukan krisisnya kapan ini? Datang apa tidak? Sudah jadi apa belum?," kisah dia.
Salah satu komplikasinya, kata dia, adalah kasus Bank Century. "Bank Century adalah hasil dari kegamangan. Betapa gamangnya kita untuk menyimpulkan apakah krisis keuangan global ini sudah masuk mempengaruhi ekonomi kita. Sudah krisis belum? Ada yang bilang: ‘sudah’. Ada yang bilang: ‘belum’. Apalagi setelah lewat, lebih banyak orang yang bilang: ‘belum’. Kenapa bilang krisis? Kita kan baik-baik saja, tapi setelah lewat," kata Darmin.
Kasus Bank Century atau sering disebut Skandal Bank Century terjadi pada tahun 2008 yang menyebabkan pemerintah harus menyuntik dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun untuk menyelamatkan Bank Century. Bank Century dianggap harus diselamatkan karena apabila tidak, dapat memicu krisis sistemik ke seluruh sistem perbankan.
Hanya saja, dalam persidangan terhadap terdakwa mantan Deputi Gubernur BI Bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa, Budi Mulya dalam kasus Bank Century tersebut, terungkap perbedaan pandangan dalam menilai keadaan ekonomi saat itu. Gubernur Bank Indonesia kala itu, Boediono, mengatakan ekonomi Indonesia sudah mengalami krisis. Hal yang sama dikemukakan Menko Perekonomian saat itu, Sri Mulyani Indrawati.
Hal sebaliknya dikatakan oleh Wapres saat itu, Jusuf Kalla. Menurut dia, ekonomi Indonesia tidak dalam keadaan krisis.
Boediono menyatakan pemberian dana talangan kepada Bank Century harus dilakukan karena situasi ketika itu mirip dengan krisis 1997/1998.
“Situasinya hampir persis sama, yaitu ada likuiditas yang kering diperbankan karena uang mengalir keluar, gold meningkat melonjak-lonjak persis sama seperti tahun 1997, kemudian pasar uang antar bank macet jadi pinjaman antar bank tak ada lagi karena satu bank dengan yang lain tidak ada saling percaya, sedangkan dalam keadaan normal itu terjadi," kata Boediono dalam persidangan.
Hal sebaliknya dikatakan oleh Jusuf Kalla. Menurut dia,pada 2008 tidak terjadi krisis. Memang ada pengaruh di kurs rupiah dan pasar modal, namun efeknya, kata JK dalam kesaksiannya di pengadilan, tidak seperti yang dibayangkan. Menurut dia, baik APBN, kredit perbankan dan investasi tetap bagus.
Dalam kuliahnya tersebut, Darmin Nasution tidak secara tegas memberikan penilaian apakah ketika itu ekonomi Indonesia sudah memasuki krisis atau belum, sebagai legitimasi untuk menyelamatkan Bank Century. Namun, ia mengakui, bahwa krisisi global 2008 itu masuk dan mempengaruhi berbagai sektor dalam perekonomian Indonesia.
"Saya pada waktu itu Dirjen Pajak dan saya melihat betul bagaimana perjalanan masuknya krisis global itu ke dalam ekonomi kita. Di dalam perkembangan penerimaan pajak dengan cepat terlihat dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan mulai merosot," kata dia.
Dimulai dari krisis global di Amerika Serikat dipicu oleh apa yang disebut KPR bodong, "yang kemudian di AS melahirkan gelombang besar di dalam sektor keuangan AS, bahkan di dalam perekonomiannya. Dan itu kemudian merambat ke berbagai negara ke seluruh dunia termasuk Indonesia, dan mulai terasa pada tahun 2008. Waktu itu mulai banyak membicarakan bahwa krisis akan datang."
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...