Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:54 WIB | Senin, 28 November 2016

Darmin Minta Porsi Penyaluran KUR Pangan Lebih Banyak

Ilustrasi. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar Harahap (ketiga kiri) didampingi Bupati Lamongan Fadeli (kiri) meninjau pembuatan tempe higienis saat peresmian Rumah Kedelai di Lamongan, Jawa Timur, hari Jumat (25/11). Rumah Kedelai tersebut merupakan bentuk dukungan, kontribusi, serta sinergi Bank Indonesia dengan pemerintah daerah untuk mencapai ketahanan dan kemandirian pangan sekaligus pengendalian inflasi komoditas pangan nasional. (ANTARA FOTO/Moch Asim)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, meminta porsi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sektor produksi pangan lebih banyak dibandingkan saat ini yang dominan ke sektor perdagangan.

Realisasi KUR sendiri saat ini mencapai Rp 85 triliun dari target Rp 100 triliun. Dari Rp 85 triliun tersebut, sebanyak Rp 65 triliun disalurkan ke sektor mikro, di mana di dalamnya termasuk untuk produksi dan perdagangan.

"Saya tanya perbandingan, untuk produksi hanya Rp 18 triliun, sedangkan Rp 47 triliun untuk perdagangan. Kita senang pedagang dapat, tapi jangan sampai ke pedagang semua," kata Darmin di Jakarta, hari Senin (28/11).

Darmin mengatakan, penyaluran kredit ke petani memang memiliki karakteristik sendiri di mana terdapat masa tunggu panen sehingga petani bisa mulai mencicil pinjaman yang diperoleh dari bank.

"Tidak bisa begitu pinjam langsung nyicil bulan depan, dari mana dia (petani) dapat uang. Paling-paling padinya ditebas ke tengkulak. Kalau empat lima bulan itu padi baru memberikan hasil," kata Darmin.

Pemerintah sebelumnya mengisyaratkan akan mendesain ulang skema kredit bersubsidi tersebut karena KUR dianggap tidak tepat sasaran.

Skema KUR akan didesain ulang agar kredit lebih banyak mengucur ke debitur prioritas, yakni petani, nelayan dan perajin.

Saat ini, plafon KUR mikro untuk modal kerja atau investasi hingga Rp 25 juta per debitur. Sedangkan plafon KUR ritel untuk modal kerja dan investasi usaha produktif berkisar antara Rp 25 juta sampai Rp 500 juta per debitur. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home