OPEC Berusaha Sepakati Membatasi Produksi Minyak
WINA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC), hari Senin (28/11) berusaha mempertahankan kesepakatan untuk membatasi produksi minyak, karena ketegangan muncul di antara kelompok produsen anggota OPEC dan non anggota, Rusia.
Pihak Arab Saudi, salah satu produsen minyak papan atas mengatakan pasar akan membuat keseimbangan, meskipun tanpa kesepakatan.
Para ahli OPEC bertemu di Wina, Austria untuk membuat rekomendasi pada menteri masing-masing bagaimana OPEC harus mengurangi produksi pada pertemuan besok Rabu (30/11).
Menurut laporan Reuters, menteri minyak Aljazair dan Venesuela melakukan perjalanan ke Moskow, Rusia, pada hari Senin dan Selasa (28-29/11) dalam upaya membujuk Rusia untuk mengambil bagian dalam pengurangan produksi, setelah mencapai produksi tertinggi tahun lalu.
Pada bulan September, OPEC memproduksi sepertiga dari total produksi minyak dunia, dan sepakat untuk membatasi produksi pada kisaran 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari. Saat ini sekitar 33,64 juta baret per hari untuk menopang harga minyak.
Pertemuan besok diperkirakan akan menyetujui kesepakatan dengan produsen non OPEC, seperti Rusia, Azebaijan, dan Kazakhstan juga ikut berkontribusi.
Namun muncul keraguan karena produsen terbesar kedua dan ketiga OPEC, Irak dan Iran menyatakan keberatan atas mekanisme pengurangan produksi, sementara Arab Saudi menyampaikan keprihatinan tentang apakah Rusia bersedia memotong produksinya.
Akhir pekan lalu, menteri minyak Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan bahwa pasar minyak akan menyeimbangkan, bahkan tanpa pakta pembatasan produksi. Hal ini kontras dengan pernyataan sebelumnya yang menyebutkan Riyadh tertarik pada kesepakatan baru.
Akibat keraguan OPEC mampu membuat kesepakatan, harga minyak mentah Brent turun dua persen pada hari senin, kurang dari 47 dolar AS per barel. Namun harga kemudian pulih kembali.
Menurut beberapa analis, termasuk Morgan Stanley dan Macquarie, yang mengatakan harga minyak akan pulih. Jika OPEC gagal membuat kesepakatan harga minya akan berpotensi turun hingga 35 dolar per barel.
Para delegasi yang ditanya tentang prospek kesepakatan OPEC banyak yang menyebutkan bahwa belum tahun.
Para menteri anggota OPEC tiba di Wina pada hari Minggu untuk pertemuan reguler dua kali setahun.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...