Daun Dewa, dari Antidiabet hingga Antikanker
SATUHARAPAN.COM – Orang Tiongkok menyebutnya samsit atau san qi cao. Di Indonesia, tumbuhan ini disebut daun dewa atau sambung nyawa. Nama yang berbeda-beda itu disatukan oleh nama ilmiah dalam bahasa Latin, Gynura divaricata, seperti dikutip dari Wikipedia.
Di Indonesia, mengutip dari intisari-online.com, penyebutan nama daun dewa berasal dari Sumatera, karena bagian tepi daun tanaman ini bergerigi layaknya baju para dewa. Daun dewa juga kerap disebut beluntas Tiongkok.
Menurut Ir WP Winarto dan kawan-kawan, dalam buku Daun Dewa Budi Daya & Pemanfaatan untuk Obat, Cetakan 2, Jakarta, tahun 2004, yang diterbitkan Penebar Swadaya, daun dewa bagi orang Sunda sering kali digunakan sebagai lalapan. Selain mengandung cukup banyak serat, juga berguna sebagai pencegah dan mengobati suatu penyakit.
Daun dewa merupakan tanaman yang mudah diperoleh, dapat tumbuh di segala musim, dan mempunyai banyak khasiat. Kandungan kimia daun dewa dikutip dari umy.ac.id, adalah saponin, flavonoid, dan minyak atsiri. Flavonoid yang bersifat antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat. Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.
Nurul Hidayah Hadiyati dari Farmasi, FMIPA UI, melakukan studi pemberian sari air daun dewa. Hasilnya, diketahui bahwa daun dewa dapat menurunkan kadar glukosa darah 1 jam setelah mendapatkan glukosa.
Studi selanjutnya tentang daun dewa dilakukan oleh Muhammad Muslich, farmakolog dari Fakultas Farmasi, Untag, pada tahun 1993. Ia melakukan kajian pemberian infus daun dewa 10 persen secara oral dengan dosis 1 gram per kg BB pada kelinci yang diberikan gula. Hasil studinya menunjukkan daun dewa dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 71,06 persen dibandingkan dengan penggunaan obat diabetes.
Pemerian Botani Daun Dewa
Tanaman daun dewa, dikutip dari banten.litbang.pertanian.go.id, merupakan tumbuhan tegak yang tingginya sekitar 30-40 cm. Batang daun pendek lunak berbentuk segi lima, dengan penampang berbentuk lonjong dan berambut pada sisi luar.
Batangnya memiliki rambut halus, lunak, serta berwarna ungu kehijau-hijauan. Bunganya tampak di ujung batang. Sebelum saat mekar, bunganya serupa kancing. Sesudah mekar, bentuknya seperti himpunan benang sari berwarna kuning cerah. Mahkota bunga berwarna kuning dengan ujung merah kecokelatan.
Bunga daun dewa umumnya segera rontok, tidak pernah jadi buah. Jikalau lalu berbuah, memiliki bentuk lonjong dengan diameter 4-5 mm.
Akar tumbuhan daun dewa membentuk umbi. Kulit umbi berwarna keabu-abuan, namun daging umbinya terlihat bening sampai keruh.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Gynura divaricata ini mempunyai lebih dari satu nama lokal. Di Jawa Tengah, tumbuhan ini disebut sambung nyawa. Orang Tiongkok menyebutnya san qi cao atau beluntas cina.
Tumbuhan ini umumnya diperbanyak secara vegetatif, dengan setek batang, anakan/tunas, dan umbi.
Khasiat Herbal Daun Dewa
Daun dewa dikutip dari Wikipedia, bermanfaat sebagai obat analgesik (meredakan rasa nyeri) , antiinflamasi (antiradang), dan melancarkan sirkulasi darah. Daun dewa dimanfaatkan sebagai menurunkan tekanan darah tinggi. Daun dewa juga dipakai sebagai obat kencing manis atau diabetes mellitus, juga obat pembersih racun dalam tubuh.
Studi yang dilakukan oleh Sukardiman, IGP Santa, dan N Wied Aris RK dari Fakultas Farmasi Unair menyebutkan bahwa pemberian ekstrak daun dewa menyebabkan terjadinya kematian pada sel kanker.
Mary Clarke dari Department of Human Nutrition, Kansas State University, menyebutkan saponin yang terdapat dalam sayur dan buah berperan untuk menghambat atau membunuh sel kanker. Begitu juga dengan saponin dalam daun dewa. Hebatnya lagi, saponin dapat membunuh sel kanker tanpa membahayakan sel normal tubuh.
Aninda Titis Fitria Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti efek ekstrak etanol daun dewa terhadap penurunan kadar asam urat pada mencit putih jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan ekstrak etanol daun dewa mempu menurunkan kadar asam urat mencit putih jantan yang diinduksi potassium oxonate. Ekstrak etanol daun dewa setara dengan potensi allopurinol dalam menurunkan kadar asam urat.
Ririn Anjelin dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang meneliti uji antinflamasi dari ekstrak etanol daun dewa secara topikal dan penentuan jumlah sel leukosit pada mencit jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun dewa, dapat menekan inflamasi dengan cara menurunkan volume udem dan diameter radang. Ekstrak tanaman daun dewa mampu menekan jumlah leukosit pada darah dan radang dengan peningkatan konsentrasi sediaan uji.
Vera Purwanti, juga dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang, meneliti uji aktivitas antibakteri penyebab jerawat dari daun dewa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun dewa dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Pada lembar kesimpulan dan saran ia menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengisolasi senyawa aktif fraksi etil asetat daun dewa dan bisa melanjutkan untuk pembuatan masker untuk wajah.
Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas, juga meneliti identifikasi senyawa antioksidan daun dewa. Kesimpulannya ekstrak metanol daun dewa mempunyai aktivitas antioksidan yang relatif tinggi.
Penelitian yang dilakukan Yoske Anita Syawal dari Fakultas Farmasi Unika Widya Mandala Surabaya tentang pengaruh ekstrak daun dewa terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dengan motede uji toleransi glukose, menyebutkan ekstrak daun dewa memberikan efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih baik.
Tim peneliti dari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang, meneliti formulasi emulgel ekstrak etanol daun dewa untuk pengobatan nyeri sendi terhadap tikus putih jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula emulgel ekstrak etanol daun dewa stabil secara fisika pada semua konsentrasi dan dapat menyembuhkan nyeri sendi.
Tim peneliti Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor, meneliti pengaruh ekstrak daun dewa sebagai antihipertensi pada tikus putih jantan, serta untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun dewa sebagai antihipertensi dan untuk menentukan dosis efektif ekstrak daun dewa sebagai penurun tekanan darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak etanol 70 persen daun dewa memang tidak dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Uji Duncan menunjukkan perlakuan dosis ekstrak tidak signifikan berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah, namun lamanya perlakuan ekstrak nyata berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
Tim peneliti dari Institute Botani, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, meneliti efek daun dewa terhadap antihiperglikemia. Hasilnya menunjukkan ekstrak etanol segar memiliki efek signifikan pada penurunan kadar glukosa darah pada tikus normal.
Tim peneliti dari Sekolah Sains dan Farmasi Universitas Sains Penang Malaysia meneliti properti protein ekstrak daun dewa yang bersifat anti kanker. Hasil penelitian menunjukkan adanya protein pertahanan tanaman yang berharga, seperti peroksidase, taumatin seperti protein, dan miraculin dalam daun dewa. Protein dalam fraksi ini dapat menjadi agen kemoterapi potensial untuk pengobatan kanker payudara.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...