Daun Katuk, Pelancar ASI Berkualitas
SATUHARAPAN.COM - Air susu ibu, atau ASI, dinilai sempurna karena susunan zat gizinya yang lengkap dan mudah dicerna, mengandung zat kekebalan yang sangat penting bagi pertahanan tubuh bayi. Bayi yang kurang mendapatkan ASI berarti kurang berkesempatan mengembangkan kecerdasannya. ASI kaya akan asam lemak omega 3 dan omega 6 yang sangat penting untuk mendukung kecerdasan bayi.
Daun katuk sangat populer di kalangan ibu rumah tangga, lantaran diyakini bisa memperlancar ASI, karena punya efek hormonal dari kandungan sterol yang bersifat estrogenik.
Katuk (Sauropus androgynus) adalah tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai cekur manis, asin-asin, atau sayur manis (Malaysia), pak waan (Thailand), chinese malunggay (Filipina), rau ngót (bahasa Vietnam), mani cai (Tionghoa), amame shiba (Jepang), madhura cheera (India). Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini disebut star gooseberry atau sweet leaf.
Katuk, menurut wikipedia.org, adalah tumbuhan semak dengan tinggi antara dua sampai tiga meter, yang tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Daunnya kecil, berwarna hijau gelap. Bunganya berwarna merah gelap atau kuning, dengan bercak merah gelap, dan berbunga sepanjang tahun.
Tumbuhan ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.
Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran (Phyllanthaceae), dan berkerabat dengan menteng, buni, dan ceremai.
Khasiat dan Kegunaan
Daun katuk sejak lama dimanfaatkan sebagai sayuran. Pucuk daunnya, di Malaysia, seperti dapat dibaca di Wikipedia, ditumis dengan teri asin dicampur dengan telur. Di Vietnam, pucuk daun katuk dimasak dengan daging kepiting atau daging babi, atau dimasak sup dengan udang kering.
Susanti, NMP Budiman, INA Warditiani NK menuliskan dalam jurnal farmasi Universitas Udayana Bali, seperti dikutip dari unud.ac.id, bahwa hasil uji skrining fitokimia menunjukkan ekstrak etanol 90 persen daun katuk, positif mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid, sejumlah asam amino, juga vitamin A, B, C, dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi.
Selain itu, daun katuk juga mengandung tujuh senyawa aktif lainnya yang dapat merangsang penyerapan zat-zat gizi di saluran cerna, serta meningkatkan protein dan karbohidrat di tingkat sel yang dapat berdampak positif terhadap produksi ASI yang berkualitas.
Khasiat tersebut dibuktikan oleh Djuniati Kustifah, dari Jurusan Biologi, FMIPA Unair, melalui penelitiannya. Serbuk daun katuk yang dibuat infus, terbukti dapat meningkatkan produksi air susu mencit. Penelitian itu lalu dilanjutkan dengan uji efektivitas ekstrak daun katuk yang diberikan pada kambing selama 12 hari. Hasilnya, ekstrak itu meningkatkan produktivitas kumulatif air susu kambing lebih dari 20 persen dibandingkan dengan kambing yang hanya diberikan air.
Prof dr H Sardjono O Santoso DSFK bersama timnya, juga melakukan uji efektivitas penggunaan daun katuk pada tikus yang diberi ekstrak kering katuk selama 21 hari. Hasilnya, berat badan anak tikus dari induk tikus yang diberi ekstrak daun katuk meningkat lebih banyak daripada induk tikus yang hanya diberi air.
Dari pengujian tadi, Prof Santoso, ahli farmakologi UI, memberanikan diri memproduksi tablet daun katuk untuk memperlancar ASI. Ibu-ibu menyusui yang ingin praktis dan tidak menyukai aroma daun katuk, kini punya pilihan tinggal minum tablet ini.
Daun katuk menurut Ali Khomsan, guru besar Departemen Gizi Masyarakat IPB, menulis di Suara Pembaruan Minggu,mengandung senyawa aktif yang secara bersamaan dapat meningkatkan penyerapan zat-zat gizi di saluran cerna, meningkatkan metabolisme protein dan karbohidrat di tingkat sel, meningkatkan vitalitas, dan mencegah gangguan reproduksi pada wanita. Gizi makanan akan mudah diserap dan dicerna karena makan daun katuk merupakan asupan penting untuk menghasilkan ASI berkualitas.
Selain itu, daun katuk juga memiliki manfaat sebagai obat bisul, demam, kencing batu, dan tekanan darah tinggi.
Editor : Sotyati
MUI: Operasi Kelamin Tak Ubah Status Seseorang dalam Hukum A...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengomentari v...