Daun Kentut, Penangkal Disentri
SATUHARAPAN.COM – Tumbuhan asli Asia tropis ini punya banyak nama, yakni daun sembukan, simbukan, kasembuhan, bintaos. Namun, nama paling terkenal ialah daun kentut, daun entut-entutan, kahitutan, mengacu pada baunya yang sangat tidak sedap jika daun ini diremas, seperti bau kentut.
Referensi lain menyebutkan pohon sembukan ini tumbuhan asli Bangladesh, Bhutan, dan Kamboja, yang menyebar ke seluruh negara di Asia Tenggara, Taiwan, daratan Tiongkok, hingga kemudian di Melanesia, Polinesia, dan Kepulauan Hawaii. Wikipedia.org, menyebutkan tumbuhan ini, saat ini, juga ditemukan di Amerika utara.
Tumbuhan yang dalam bahasa Inggris disebut skunk vine, stink vine, atau chinese fever vine ini, memiliki nama ilmiah Paederia foetida, L., dengan sinonim Paederia scandens (Lour.) Merr.
Daun sembukan adalah tumbuhan perdu merambat, dapat hidup dengan baik hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut. Batang tumbuhannya massif, beruas, beralur, halus dan berubah kasar dengan bertambahnya umur, berdiameter 2-5 mm. Dari buku-bukunya dapat tumbuh akar, berwarna cokelat.
Daunnya berwarna hijau, termasuk daun tunggal, berhadapan, berbentuk bulat telur dengan ujung runcing, dan tepi daun rata. Daunnya bertulang menyirip, bertangkai panjang.
Bunganya kecil, dalam malai, berbentuk corong. Buah pada sembukan batu, berbentuk bulat, berkilat, diameter 4-6 mm, dan berwarna kuning.
Tumbuhan ini berakar tunggang, dengan warna akar cokelat.
Dr A Seno Sastroamidjo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1967), menyebutkan daun sembukan mengandung skatol dan indol.
Ensklopedia flora dan fauna Indonesia menyebutkan tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, di antaranya batang dan daunnya mengandung asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid, dan gamasitosterol, arbutin, oleanolic acid, dan minyak menguap (minyak terbang).
Manfaat dan Khasiat sebagai Obat
Walaupun aromanya bukan main tidak sedap, daun sembukan biasanya diolah menjadi makanan yang disebut pelas atau gembrot sembukan, yang populer terutama di Jawa Timur. Walaupun rasanya enak, menyebabkan bau kentut yang juga tidak sedap.
Daun sembukan, seperti dikutip dari wikipedia.org, dimanfaatkan sebagai campuran dalam menu masakan tradisional di beberapa wilayah di India, terutama di wilayah timur dan timur laut.
Tumbuhan sembukan memiliki khasiat antiinflamasi, stomakik, antirematik, diuretik, dan karminatif.
Obat Asli Indonesia menyebutkan daun sembukan secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat sakit lambung dan gangguan usus, rasa perut kembung, dan obat disentri. Orang biasanya menumbuk beberapa gram daun yang masih segar, membubuhinya dengan air satu mangkok, menyaring, kemudian menambahkan garam 1 -2 sendok teh, dan meminumnya sebelum makan.
Getah daun secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat sakit mata dan telinga, baik tetes atau kompres, juga obat rematik, obat kurap, buang air kecil tidak lancar. Seno Sastroamidjojo juga menyebutkan bubur daun sembukan dimanfaatkan sebagai obat herpes, yakni ruam kulit yang terdiri atas gelembung-gelembung kecil mengumpul berisi getah bening, dengan cara dibalurkan.
Belakangan, banyak penelitian dilakukan untuk lebih mengeksplorasi manfaat dan khasiat sembukan. Erwin Setya Hardhani, seperti dikutip dari eprints.umm.ac.id, mengeksplorasi kemungkinan infus daun sembukan untuk menghambat bakteri Shigella dysentriae (“Pengaruh Konsentrasi Infus Daun Kentut (Paederia scandens, L, Merr) terhadap Zona Hambat Bakteri Shigella dysentriae secara In Vitro”, 2006).
Erwin melihat potensi sembukan yang mengandung zat aktif asam oleanolat, arbutin, dan alkaloid. Disentri adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan, khususnya di usus besar yang disebabkan oleh bakteri Shigella dysentriae.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Erwin menyimpulkan infus Paederia scandens L. Merr berpengaruh signifikan terhadap penghambatan bakteri Shigella dysentriae secara in vitro. Konsentrasi yang optimal dalam menghambat bakteri Shigella dysentriae adalah konsentrasi 100 persen. Infus Paederia scandens, L. Merr dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengobati disentri.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...