David Cameron Tantang Gereja Inggris Debat Ekonomi
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dengan sangat tegas menyatakan ketidaksetujuannya atas pernyataan Gereja Inggris yang menuduh koalisi partai yang memerintah saat ini telah menciptakan keadaan dimana masyarakat miskin semakin tertinggal.
Cameron berjanji akan berbicara keras untuk mempertahankan prestasi ekonomi yang telah dicapai pemerintahan yang ia pimpin, setelah Uskup Agung Canterbury dan York menuduhnya dan para pemimpin politik Inggris lainnya telah menjual kebohongan tentang pertumbuhan ekonomi yang dapat mengatasi segala persoalan sosial.
Berbicara di Washington sesudah bertemu dengan Presiden AS, Barack Obama, Cameron mengatakan ia samasekali tidak percaya tentang akurasi gambaran yang disampaikan Uskup Agung itu.
Ia mengatakan selalu membela hak Gereja untuk terlibat dalam isu-isu politik meskipun intervensi kali ini dirasakan demikian dekat dengan akan berlangsungnya Pemilu pada Mei mendatang.
Suara keras Cameron muncul setelah Gereja Inggris menuduh para politisi Inggris demikian terobsesi dengan kelas menengah dan membiarkan seluruh kota lainnya tersingkir.
"Saya tidak pernah mengeluhkan gereja yang terlibat dalam isu-isu politik. Mereka memiliki hak yang sempurna untuk berbicara," kata Cameron, sebagaimana dikutip oleh The Daily Telegraph.
"Saya hanya berfikir, saya belum melihat laporan itu secara terperinci dan saya akan mempelajarinya, tetapi dari awal ketika saya membaca The Daily Telegraph, saya tidak setuju dengan beberapa hal yang mereka katakan," tutur dia.
"Jauh dari membiarkan kota-kota tertinggal, kami menyeimbangkan ulang perekonomian dan Anda bisa melihat pertumbuhan nyata di kota-kota seperti Birmingham, Manchester, dan Leeds -- Memang sekitar dua pertiga dari (pertumbuhan) yang terjadi tahun lalu datang dari luar London dan dari Tenggara. Dan di beberapa tempat pertumbuhan kesempatan kerja sangat cepat, dimana ekspor tercepat pertumbuhannya tidak di London atau di bagian Tenggara."
Cameron juga membela koalisi yang dipimpinnya dengan menekankan bahwa mereka telah berhasil mengatasi kemiskinan. Dan keberhasilan itu hanya dapat tercapai bila perekonomian kuat.
"Saya menunggu untuk berdebat dan berdiskusi tentang hal ini kepada mereka. Mereka punya hak untuk berbicara selama mereka tidak keberatan ketika saya berbicara cukup keras dalam membela program ekonomi."
Uskup Agung Gereja Inggris sebelumnya mengatakan bahwa Inggris telah didominasi oleh konsumerisme dan individualisme yang merajalela sejak era Thatcher. Di sisi lain, nilai-nilai solidaritas Kristiani yang tidak mementingkan diri sendiri telah digantikan oleh keyakinan sekuler bahwa "setiap orang untuk diri mereka sendiri". Kritik para rohaniawan itu terhadap perekonomian Inggris dewasa ini, dapat dibaca pada sebuah buku kumpulan esai yang akan terbit Munggu depan. Buku tersebut disunting oleh Uskup Agung York, Dr. John Sentamu, yang di dalamnya memuat juga tulisan cukup panjang karya Uskup Agung Canterburry, Justin Welby.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...