Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:58 WIB | Minggu, 18 Januari 2015

Debby Bersyukur Walau Takluk di Final Malaysia Masters

Debby Bersyukur Walau Takluk di Final Malaysia Masters
Praveen Jordan (paling kiri), Debby Susanto (kedua dari kiri), di sebelahnya pasangan ganda campuran Denmark, Joachim Fischer Nielsen (paling kanan) dan Christinna Pedersen (kedua dari kiri). (Foto-foto: Humas PBSI).
Debby Bersyukur Walau Takluk di Final Malaysia Masters
Aksi Debby Susanto di partai final.

KUCHING, SATUHARAPAN.COM – Debby Susanto, salah satu andalan ganda campuran bulutangkis Indonesia mengaku tetap bersyukur bisa menempati posisi kedua walau tumbang atas ganda campuran Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dengan skor 18-21 dan 18-21 di partai puncak Yonex Sunrise Malaysia Masters 2015, Minggu (18/1) malam, pada laga yang digelar di Stadion Perpaduan, Kuching, Malaysia.

"Kalau ditanya, tahun ini pasti inginnya bisa juara. Atau paling tidak kami bisa rubber game tadi. Tapi apapun itu kami bersyukur bisa sampai sejauh ini, semoga ke depannya bisa lebih baik," kata Debby seusai pertandingan.

Debby yang berpasangan dengan Praveen Jordan kembali mengakui ketangguhan ganda campuran Denmark tersebut, dan tidak dapat membalas kekalahan pada di kejuaraan internasional bulutangkis lainnya, BWF World Championships 2014 lalu di Denmark. Kala itu Debby dan Praveen takluk  dengan angka ketat 12-21, 22-20 dan 18-21.

"Set pertama bisa dibilang kalah start, jadi tertinggal lumayan jauh. Tapi pas poin 11, sebenarnya kami sudah bisa mengimbangi, tapi Praveen mungkin kurang sabar di lapangan, jadi gagal," kata Debby.

Set kedua dimulai, Praveen/Debby rupanya belum mampu membalikkan permainan. Keduanya terus tertinggal dari lawan, hingga poin 3-7. Sempat menyamakan skor menjadi 14-14, kejar mengejar poin yang cukup sengit, tak berhasil dimenangkan Praveen/Debby. Keduanya kalah 18-21, 18-21 usai bertanding selama 47 menit.

"Sewaktu set kedua sebenarnya kita mulai bisa menekan lawan, Fischer juga kelihatan sempat tegang. Beberapa kali servis nanggung terus. Tapi kami kurang bisa mengontrol shuttlecock," tambah Debby.

"Kalau lihat di lapangan tadi sebenarnya kami yakin bisa menang. Apalagi beberapa kali bertemu, ramai terus di lapangan. Tapi saya mungkin banyak nggak sabar, pengen matiin lawan, ujung-ujungnya malah tidak bisa mengontrol bola," ungkap Praveen.

Final hari ini menjadi pertemuan keempat bagi Praveen/Debby dan Joachim/Christinna. Hasil ini memperpanjang ketertinggalan Praveen/Debby atas pasangan Denmark tersebut menjadi 0-4.

Capaian ini menyamai prestasi Praveen/Debby di turnamen yang sama, tahun lalu di Malaysia. Pada final tahun 2014 lalu, Praveen/Debby kalah dari pasangan Tiongkok, Yu Xiaohan/Huang Yaqiong dengan skor 20-22, 21-12 dan 18-21.

"Dari pertandingan hari ini kami kembali belajar untuk lebih sabar dan konsisten di lapangan. Harus optimis tapi tidak boleh over, jadi pukulan di lapangan juga bisa lebih terarah," kata Praveen. (badmintonindonesia.org).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home