Deep Tunnel Ditargetkan Selesai Tiga Tahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peneliti sekaligus penggagas Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) Firdaus Ali mengatakan untuk mengatasi masalah tata kelola air di ibu kota, baik banjir maupun krisis air, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus melakukan lompatan besar.
Firdaus pada masa kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur dan Wakil GubernurDKI Jakarta pernah mengajukan gagasan dibangunnya terowongan multifungsi (deep tunnel).
Deep tunnel pun sudah ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Joko Widodo dan Ahok, namun belum terealisasi.
Pada 2015 ini, Firdaus menyampaikan deep tunnel akan segera direalisasikan dan dimulai pada April mendatang.
"Kami memiliki waktu tiga tahun menyelesaikan, tapi harus dibicarakan lebih dalam," ujar Firdaus di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Jumat (13/2) siang.
Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan grand design deep tunnel ini nantinya memiliki diameter kira-kira 13 meter. Di dalam deep tunnel ada dua lapisan, salah satunya dimanfaatkan untuk jalan tol.
"Nanti hulunya di Balekambang, ada waduk yang untuk memisahkan sampah juga. Lalu yang masuk ke trowongan adalah air yang bebas sampah," kata Firdaus.
Jalur deep tunnel ini dimulai dari Pasar Minggu, MT Haryono, Manggarai, Tanah Abang, Roxy, terkahir menuju Pluit.
"Air masuk ke laut lepas, tol masuk bandara, air limbah masuk Pluit untuk diolah di sana," kata Firdaus.
Sistem ini menurutnya sudah ada dasar perhitungannya. Deep tunnel ini menurut Firdaus harus segera dibuat mengingat anomali cuaca dan urgensi bencana banjir yang dihadapi Jakarta kini semakin menakutkan. Banjir diprediksi tidak lagi datang lima tahunan, tapi diperkirakan akan datang dalam dua kali setahun.
"Jakarta belum siap menghadapi perubahan iklim," kata Firdaus.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...