Delegasi Lima Negara Keluar dari Pertemuan APEC Ketika Menteri Rusia Berpidato
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Delegasi dari Amerika Serikat dan empat negara lain melakukan aksi boikot pada hari Sabtu (21/5) ketika seorang perwakilan dari Rusia memulai pidato pembukaannya pada pertemuan para menteri perdagangan kelompok Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di ibu kota Thailand, kata para pejabat.
Seorang pejabat Jepang mengatakan Menteri Perdagangan Jepang, Koichi Hagiuda, dan rekan-rekannya dari AS, Australia, Selandia Baru dan Kanada keluar dari pertemuan di Bangkok untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Sebuah pernyataan dari kantor Menteri Pertumbuhan Perdagangan dan Ekspor Selandia Baru, Damien O'Connor, mengatakan dia keluar “sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina, yang telah memperlambat pemulihan ekonomi kawasan itu dari COVID-19 dan mempersulit orang-orang di kawasan itu untuk mendapatkan makanan di meja mereka.”
Seorang pejabat AS di Bangkok mengkonfirmasi boikot itu tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Dia meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Ada kepekaan diplomatik untuk membicarakan insiden tersebut karena proses persidangan dilakukan secara tertutup. Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, mewakili Washington pada pertemuan tersebut.
Thailand adalah negara tuan rumah tahun ini untuk pertemuan APEC, yang terdiri dari 21 negara. Pertemuan dua hari para menteri perdagangan berakhir hari Minggu.
Boikot terjadi tepat ketika Maxim Reshetnikov, menteri pembangunan ekonomi Rusia, akan menyampaikan pidato pembukaannya, kata seorang diplomat Asia Tenggara, yang juga berbicara dengan syarat anonim.
Dia mengatakan delegasi dari lima negara yang memprotes dan staf mereka berjalan bersama dalam apa yang tampaknya jelas merupakan tindakan yang direncanakan dan kembali setelah Reshetnikov menyelesaikan sambutannya.
Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi diplomatik dan ekonomi yang keras terhadap Rusia karena invasinya ke Ukraina, tetapi banyak negara anggota APEC, terutama di Asia Tenggara dan Amerika Latin, telah menjauhkan diri dari tindakan tersebut.
Perang di Ukraina telah mengangkat masalah perdagangan besar karena telah mengganggu rantai pasokan, terutama di sektor makanan.
APEC diluncurkan pada tahun 1989 untuk mendorong pertumbuhan dengan mempromosikan integrasi ekonomi dan perdagangan di antara para anggotanya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...