Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:31 WIB | Rabu, 24 Februari 2016

Demand dan Supply Daging Sapi Pengaruhi Gejolak Harga Pasar

Sarman Simanjorang. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, mengaku persoalan gejolak harga daging sapi dalam negeri dipengaruhi oleh demand (kebutuhan daging) dan supply (ketersediaan daging) yang tidak failed.

“Persoalan gejolak harga daging sapi, kami katakan cuma satu kok, demand dan supply saja. Sekarang kenapa terjadi supply-nya berkurang? Ya tanya ke pemerintah. Datanya valid enggak?” kata Sarman Simanjorang di Menara Bidakara 2, Pancoran, Jakarta, hari Rabu (24/2).

“Makanya selalu kita tuntut supaya Kementerian Pertanian ini harus transparan, harus terbuka. Artinya, data-data yang di atas kertas itu apakah memang itu layak dijadikan menjadi stok? Kan itu paling penting,” dia menambahkan.

Sarman mengaku saat ini Indonesia punya populasi sapi hampir 14 juta ekor, namun tidak semua sapi tersebut bisa dibeli maupun dipotong dan hal itu mengakibatkan Indonesia belum bisa dikatakan dapat swasembada sapi dalam negeri.

Okey kita katakan ‘kita setuju’ (dengan data 14 juta ekor sapi). (Namun) yang menjadi pertanyaan adalah apakah sapi-sapi itu adalah sapi-sapi yang setiap saat itu bisa dibeli, bisa dipotong?”

“Setelah kami cek, ternyata kan itu sapi orang, sapi masyarakat. Mereka tidak hidup dari situ, mereka itu hanya sambilan (pelihara sapi) punya dua ekor, tiga ekor. Nah itu disensus sebagai dasar pemerintah yang menyatakan bahwa ‘kita bisa menswasembada’.”

“Padahal itu punya orang, tidak setiap saat bisa dibeli. Sedangkan pasar tidak bisa menunggu itu. Nah itu sebenarnya yang terjadi.”

“Dalam hal ini semua kembali kepada pemerintah. Kenapa terjadi gelojak harga daging sapi?” tanyanya.

“Ya karena pertama, pasokan sudah mulai berkurang. Yang kedua, adalah ketersediaannya dilihat bahwa  untuk dua-tiga bulan ini akan semakin menipis. Mereka melihat support dari daging lokal tidak mampu. Di satu sisi impor dibatasi.”  

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta itu mengatakan apabila stok sapi dan daging berlimpah di dalam negeri maka tidak akan terjadi gejolak harga di pasar. Sebaliknya apabila selalu berkurang maka dipastikan gejolak harga akan terus berulang-ulang terjadi.

“Kalau sapi kita berlimpah, daging kita berlimpah, mana mungkin ada gejolak. Kan itu saja. Makanya ini berulang-ulang terjadi,” dia menegaskan.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home