Demi Efisiensi dan Protokol Kesehatan, Jokowi Gunakan Pesawat Garuda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Lawatan Presiden Joko Widodo dan rombongan ke tiga negara, Italia, Inggris dan Uni Emirat Arab (UEA) menggunakan pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, dan bukan pesawat kepresidenan yang dimiliki Indonesia.
Pemilihan pesawat milik maskapai penerbangan nasional ini terkait dengan pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran dan protokol kesehatan.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan itu telah dipertimbangkan secara matang. Dia memberikan penjelasan menjelang keberangkatan menuju Roma di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada hari Jumat (29/10).
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” kata Heru.
Apabila Presiden dan rombongan harus transit, maka persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, dan juga makanan dan minuman yang disajikan harus dipastikan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Heru adalah efisiensi anggaran di mana semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut, turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.
“Penggunaan anggaran juga menjadi perhatian kami. Setelah kami hitung jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini, dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial. Total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini, Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Sekretaris Kabinet,” kata Heru.
Memang para Menteri ini tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta, karena adanya pertemuan yang harus diikuti sebelum bergabung dengan rombongan Presiden. “Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, misalnya, harus berangkat terlebih dahulu ke Roma, karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Namun setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus,” kata Heru.
Penghematan lainnya adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai, kepulangan ke Tanah Air akan bergabung dengan pesawat tersebut. “Semua pegawai yang bertugas sebagai tim pendahulu di Abu Dhabi dan Dubai akan ikut bersama kami dalam kepulangan ke Tanah Air. Jadi mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air,” katanya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya di masa pandemi ini, Sekretaris Militer Presiden, Marsda TNI M Tonny Harjono, menerapkan aturan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri ini.
“Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu COVID-19 ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan (kasus). Oleh karena itu, Pak Sesmil menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antar penumpang minimal berjarak satu kursi,” kata Heru.
Pesawat yang digunakan Presiden dan rombongan adalah tipe Boeing 777-300ER. Selama digunanakan Presiden dan rombongan, pesawat ini akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat. Sebab secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...