Demonstrasi Anti Islamisasi Jerman di Cologne Digagalkan
COLOGNE, SATUHARAPAN.COM – Puluhan ribu orang yang tergabung dalam gerakan anti PEGIDA berkumpul di stasiun kereta api Messe / Deutz, kota Cologne, Jerman pada pada Senin (5/1) malam. Aksi mereka menanggapi dan menggagalkan rencana demonstrasio kelompok anti islamisasi Jerman, PEGIDA.
Sekitar 20.000 orang bergabung dalam kerumunan besar pendukung anti PEGIDA untuk menanggapi gerakan anti Islam yang telah berkembang di beberapa bagian Jerman sejak protes pertama kelompok itu di kota Jerman timur, Dresden, pada bulan Oktober lalu tahun.
Pada pukul 20:00 waktu setempat Gerakan Kögida lokal (PEGIDA Cologne) dibatalkan, setelah kerumunan memblokir rute mereka. PEGIDA adalah gerakan yang secara bebas nama itu bisa diartikan sebagai Patriot Eropa Melawan Islamisasi Barat. Selama empat bulan terakhir gerakan PEGIDA dikritik karena bersandar kelompok sayap kanan, dan banyak yang membawa simbol Nazi.
Bahkan Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memperingatkan rakyat Jerman untuk "mempertimbangkan dengan siapa mereka berpawai." Sementara Ralf Jäger, politisi dari Partai Sosial Demokrat (SPD), yang juga menteri dalam negeri Rhein-Westphalia Utara, menyebut gerakan itu sebagai "neo-Nazi’’ dan kelompok anti Islam.
Jerman Warna-warni
Situs berita Jerman, Deutsch Welle, pada hari Senin menyebutkan sulit untuk membedakan pendukung PEGIDA dari gerakan yang menentangnya, setidaknya dari penampilan mereka. Selama hampir tiga jam, para pendukung anti-PEGIDA membanjiri stasiun kereta api yang membawa bendera dan spanduk yang bertuliskan slogan yang lebih akrab ketimbang para demonstrans sebelumnya.
Mereka menulis,"Saya suka imigrasi!" dan "Pengungsi diterima di sini!" Dan yang lain menulis protes: "Warna-warni, bukan coklat," pada kemeja coklat ala Nazi untuk mempromosikan Jerman yang multi-budaya.
Di antara mereka yang menghadang gerakan Kögida mengatakan bahwa mereka tidak hanya peduli pada imigran dan Muslim yang menjadi target PEGIDA, tetapi juga untuk reputasi negara mereka.
Para pendukung gerakan pada hari Senin banyak yang takut bahwa gerakan PEGIDA dapat menyebabkan citra negara Jerman jatuh kembali. Merka bangga melambaikan bendera Jerman saat memenangi Piala Dunia musim panas lalu, kemudian digantikan selama bulan-bulan musim gugur oleh ribuan demonstran PEGIDA di jalan-jalan Dresden dan Düsseldorf.
"Gerakan PEGIDA mengatakan mereka ingin melindungi Jerman dari Islamisasi dan untuk menjaga tradisi negaranya," katanya. "Tapi saat ini mereka adalah orang-orang yang merusak citra Jerman. Kami bukan xenophobia dan kami bukan bangsa rasis," kata peserta seperti dikutip Deutsche Welle.
Tidak Akan Lagi
Meskipun masalah rasisme telah delapan dekade berlalu sejak Nazi berkuasa pada tahun 1933, tampaknya sejarah masih memainkan peran pedih pada demonstrasi hari Senin itu. Banyak tulisan di berbagai tempat dalam frasa bahasa Jerman "nie wieder" yang berarti "tidak akan pernah lagi" yang merupakan sebuah pernyataan yang jelas bertujuan untuk mengingatkan pengikut PEGIDA dan calon pendukungnya tentang kejatuhan Jerman pada masa lalu.
"Kita tidak bisa mengubah apa yang terjadi di masa lalu. Yang penting sekarang adalah bahwa kita mengubah apa yang terjadi di masa sekarang," kata seorang pengunjuk rasa dari kota tetangg, Bonn.
"Saya tidak akan membiarkan citra Jerman dinodai oleh Nazi abad ke-21," kata demonstran anti PEGIDA lainnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...