Deportasi Warga Uighur ke Tiongkok, Thailand Dikecam AS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat mengecam Thailand karena mendeportasi 100 warga etnis Uighur ke Tiongkok dan memperingatkan bahwa mereka berpotensi menerima perlakuan buruk.
Amerika Serikat “menyatakan kekecewaan yang mendalam kepada Thailand,” ujar juru bicara kementerian luar negeri AS John Kirby, hari Kamis (9/7).
“Kami mengecam deportasi secara paksa yang dilakukan Thailand pada 9 Juli terhadap lebih dari 100 warga etnis Uighur ke Tiongkok. Mereka berpotensi menerima perlakuan buruk dan penegakan hukum di Tiongkok lemah,” menurut pernyataan kementerian luar negeri AS.
Nasib sekelompok warga Uighur di Thailand terkatung-katung setelah negeri gajah putih menjatuhkan hukuman kepada mereka karena memasuki Thailand secara ilegal pada 2014.
Thailand pada hari Kamis itu, mengumumkan pendeportasian warga Uighur, yang merupakan kelompok minoritas Muslim di wilayah barat laut Tiongkok. Mereka sering kali menyatakan penentangan terhadap rezim komunis.
Sejumlah organisasi HAM mengatakan warga Uighur yang melarikan diri dari Tiongkok berpotensi disiksa jika mereka kembali.
Terdapat sekitar 10 juta warga Uighur di Xinjiang, Tiongkok dan mereka mengklaim menghadapi penindasan baik dari segi budaya maupun agama.
Warga Turki Protes
Sementara itu di Turki sekitar 200 demonstran menyerbu konsulat Thailand di Istanbul hari Kamis, sebagai bentuk protes terhadap deportasi Muslim Uighur ke Tiongkok itu.
Bendera Thailand diturunkan sementara gedungnya juga dilempari bebatuan. File dan dokumen dilempar ke luar dan berserakan di jalanan, seperti yang terlihat dalam gambar.
Turki pada pekan lalu juga memanggil duta besar Tiongkok untuk menyampaikan “kekhawatiran mendalamnya” atas dugaan pembatasan terhadap komunitas Uighur selama Ramadan. Beijing sendiri telah membantah melakukan pembatasan. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...