Der Spiegel: Teroris Rencanakan Serangan di Jerman
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwajib keamanan di Jerman diberitakan mendapat informasi bahwa teroris merencanakan serangan terhadap stasiun-stasiun kereta di ibu kota Berlin dan di Dresden, kota di wilayah timur.
Majalah Der Spiegel edisi internet hari Jumat (16/1) menyatakan data itu berasal dari sejumlah badan intelijen asing. Badan-badan intelijen tersebut diberitakan menyadap pembicaraan telepon militan Islamis.
Mereka mengetahui, ekstremis-ekstremis tersebut juga berencana menyerang sebuah kelompok bernama Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamisation of the Occident, atau Warga Eropa Patriotik Melawan Islamisasi Barat). Kelompok itu setiap pekan menyelenggarakan unjuk rasa-unjuk rasa menolak imigran Muslim di Dresden. Dari awalnya hanya ratusan orang berkumpul, pada Minggu (11/1), lima hari sesudah serangan Paris, Rabu (7/1), unjuk rasa Pegida diikuti lebih kurang 25.000 orang.
Menurut Der Spiegel, informasi itu tidak memuat perincian tanggal ataupun lokasi pasti rencana serangan. Majalah itu mengutip seorang pejabat tinggi keamanan, yang mengatakan otoritas menganggap informasi itu serius dan telah menambah jumlah petugas polisi di sekitar stasiun-stasiun besar.
Pemimpin Rencana Teror Berada di Luar Negeri
Sementara itu, media-media di Belgia menyebutkan seorang pria yang memimpin kelompok dengan rencana melancarkan serangan teroris skala besar terhadap kepolisian, bersembunyi di luar negeri.
Kepolisian Belgia pada Kamis (15/1) menyerbu 12 lokasi yang terkait dengan kelompok militan itu. Dalam tembak menembak kepolisian menewaskan dua anggota. Beberapa media melaporkan para penyidik mencari keberadaan seorang pria Belgia berumur 27 tahun asal Maroko. Pria itu disebut-sebut sebagai salah seorang pemimpin kelompok itu dan pengumpul dana.
Laporan menyebutkan, pria yang dicari itu bersembunyi di Yunani atau Turki dan memberikan perintah kepada anggota lainnya. Pria itu dilaporkan berperang untuk Negara Islam di Irak dan Suriah. Para penyidik memeriksa lima tersangka mengenai bagaimana mereka memperoleh senjata dalam jumlah besar yang disita kepolisian dalam penyerbuan itu.
Pemerintah Belgia telah meningkatkan kewaspadaan teror negara itu ke tingkat kedua tertinggi. Negara itu juga mengerahkan pasukan di ibu kota Brussels dan Kota Antwerp di utara yang mempunyai komunitas Yahudi yang besar. (nhk.or.jp/AFP)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...