Desainer Muda Hian Tjen Gelar Peragaan Tunggal Perdana
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dukungan kuat dari berbagai kalangan, terutama sponsor, mendorong perancang busana generasi muda Hian Tjen (30) memberanikan diri menggelar peragaan busana tunggal perdananya. Dian Grand Ballroom, Raffles Jakarta, pada Rabu malam, 19 Agustus, menampung lebih dari 1.000 tamu Hian Tjen, termasuk artis Sandra Dewi, Chelsea Olivia, dan penyanyi Kris Dayanti, untuk menyaksikan peragaan busananya yang megah.
Mengusung tema “Chateau Fleur”, perancang busana lulusan Esmod Jakarta 2003 itu memamerkan 59 potong busana yang menjadi koleksi lini utamanya, Hian Tjen Haute Couture 2016.
Desainer yang oleh koleganya, perancang aksesori Rinaldy A Yunardi, disebut sebagai perancang busana-busana feminin, seksi, elegan, lembut itu, menampilkan koleksi busananya bagai menggambarkan sebuah lakon.
Feminin, seksi, elegan, melekat dalam diri perempuan. Dan, sebagaimana lazimnya dalam kehidupan manusia, tentu ada sisi baik dan ada sisi buruk melekat di dalamnya.
Dua sifat bertolak belakang itu Hian tuangkan dalam kemasan sebuah dongeng dari negeri antah berantah, dalam wujud kastil yang sudah ditinggalkan yang empunya menjadi latar belakang panggung peragaan busana. Kastil tak terawat, menakutkan sekaligus masih memancarkan keindahannya.
Hian membagi pameran koleksi busananya dalam dua bagian. Dalam lakon pertama “Evil Stalked The Night” yang menampilkan suasana muram, ia yang mendapat kepercayaan merancang busana Leila Lopes, Miss Universe 2011 itu, memamerkan koleksi busana yang didominasi warna-warna merah dan hitam. Merah yang mengandung kebengisan dan hitam yang mengandung hal jahat, seperti Hian kemukakan dalam temu wartawan menjelang peragaan busana, merepresentasikan si cantik bertabiat buruk dan jahat.
Pada lakon kedua, “Love Will Bring The Joy”, Hian menginterpretasikan sisi baik melalui warna-warna pastel, seperti baby blue, krem, hingga warna keemasan dan putih.
Hian Tjen menampilkan aneka siluet, mulai dari gaun pendek, gaun panjang, busana bervolume, ballgown, hingga busana yang lekat tubuh. Pada beberapa koleksi ia bermain dengan payet, manik-manik, kristal, hingga bulu. Perancang aksesori Rinaldy A Yunardi memperkaya tampilan karyanya.
Memperkokoh Eksistensi
Hian Tjen yang mengawali kariernya di dunia mode pada 2004, dilahirkan di Pemangkat pada 19 Februari 1985.
Baru setahun sejak lulus dari Esmod Jakarta pada 2003, ia sudah meraih prestasi lewat keberhasilan mencatatkan diri masuk 10 Besar Finalis Concours Creation de Mode di Paris, salah satu kota pusat mode dunia. Tahun berikutnya, ia selangkah lebih maju, mencatatkan diri masuk 5 Besar Finalis Concours Creation de Bijoux, juga di Paris.
Perstasi yang ia catat pada 2007, memperkukuh semangatnya berkarier di dunia mode. Hian Tjen berhasil meraih gelar juara favorit pada Lomba Perancang Mode Femina, kompetisi bergengsi di Tanah Air. Sejak itu, prestasinya tidak terbendung.
Hian Tjen mencatatkan diri sebagai generasi muda perancang mode di Tanah Air, yang selama ini dikuasai nama-nama besar seperti Biyan Wanaatmadja atau Sebastian Gunawan.
Ia mendapat kesempatan untuk merancang busana pada berbagai ajang kompetisi kecantikan. Di antaranya merancang busana untuk finalis Puteri Indonesia pada 2010.
Pada tahun yang sama, ia menggelar koleksi “Lemurian” dalam peragaan perdana bersama rekan sejawat, Albert Yanuar, Imelda Kartini, Tex Saverio, bertajuk “Rejuvenate” di Upper Room, Jakarta.
Walau acap tampil dalam peragaan busana berbagai pekan mode, di antaranya Jakarta Fashion Week, baru kali ini Hian Tjen memberanikan diri menggelar peragaan busana tunggal. Bagi Hian Tjen, kesempatan besar ini ia manfaatkan untuk lebih memperkokoh eksistensinya di dunia mode Indonesia.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...