Dewan Muslim Prancis Kecam Penembakan Paris
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Dewan Muslim dan Keimanan Islam Prancis (Conseil Français du Culte Musulman/CFCM) mengutuk serangan yang menewaskan sedikitnya 100 orang tewas di Paris, CFCM menyebut serangan tersebut keji dan tidak berperikemanusiaan.
“Kami mengutuk tindakan tersebut sebagai tidak berperikemanusiaan, saat ini kita dihadapkan dengan situasi mencekam luar biasa. Kami menyaksikan teror dalam skala massif. CFCM menyatakan sikap tanpa pandang bulu dan mengutuk agresi tersebut dengan kekuatan dari dalam hati kami,” kata Anouar Kbibech, Direktur Utama CFCM dalam siaran resmi seperti diberitakan Ouest France, hari Sabtu (14/11), di Paris.
CFCM menyebut serangan tersebut najis dan keji karena menewaskan lebih dari ratusan orang dengan cara yang menyedihkan.
“Mengingat situasi yang semakin memburuk dan mengkhawatirkan di Prancis, CFCM menyerukan seluruh bangsa tanpa terkecuali Muslim, dan seluruh agama untuk bersatu dan membentuk solidaritas," lanjut Anouar.
“Muslim di Perancis berdoa agar Prancis dapat menghadapi cobaan mengerikan ini dalam damai dan bermartabat,” lanjut Anouar.
Anouar menyebut bahwa sejak tragedi Charlie Hebdo pada Januari 2015, Muslim di Prancis menjadi sasaran kecaman, Anouar menambahkan yang membedakan antara Charlie Hebdo dan penembakan di Bataclan, Paris yakni adalah target, karena Charlie Hebdo memiliki target.
“Sementara di Paris, kita menyaksikan pembantaian massal. Mereka menembak orang yang lewat, orang yang makan di restoran atau gedung konser. Kami menyebut hal ini sebagai horor dan mencekam, kita perlu seluruh bangsa tetap bersatu, namun kami tetap dengan pernyataan tegas bahwa pelaku di Paris adalah hina. Kami mengimbau semua warga Prancis jangan panik dan tetap berdiri, tidak berlutut,” dia menambahkan.
Penembakan Bataclan, Paris
Sejak penembakan di Bataclan, Prancis menyatakan keadaan darurat nasional dan sudah menutup perbatasan setelah tewasnya ratusan orang dalam beberapa serangan penembakan.
Penembakan terjadi di dekat aula konser Bataclan, tidak hanya itu namun juga di stadion Stade de France, Paris, saat pertandingan sepak bola persahabatan Prancis melawan Jerman berlangsung.
Pihak berwenang kota Paris meminta agar para penduduk Paris tetap berada di dalam rumah atau di dalam ruangan.
Charlie Hebdo Januari 2015
Sedikitnya dua orang bersenjata menyerang kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo pada awal Januari 2015, insiden tersebut menewaskan setidaknya 11 orang dan melukai 10 orang, kata pihak berwenang Prancis.
Para saksi mata mengatakan terjadi tembakan terus menerus ketika para penyerang mengeluarkan tembakan dengan senapan Kalashnikov.
"Dua pria berpenutup kepala memasuki gedung dengan Kalashnikov. Beberapa menit kemudian, kami mendengar banyak tembakan," kata Benoit Bringer seperti dilaporkan televisi Prancis, Itele dan AFP. (sudradio.fr/ouest-france.fr).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...