Di AS, 1.358 Pengguna Vaping Menderita Sakit Paru-paru
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC/ Center for Disease Control and Prevention) hari Kamis (17/10) ini mengumumkan jumlah terbaru kasus penderita sakit paru-paru yang dikonfirmasi dan kemungkinan terkait penggunaan rokok elektronik atau vaping, setelah pengujuan laboratorium.
Pada hari Selasa (15/10) tercatat 1.479 kasus penderita sakit paru-paru yang dikonfirmasi dan kemungkinan terkait dengan penggunaan produk e-rokok atau vaping. Kasus itu dilaporkan di 49 negara semua bagian AS (kecuali Alaska), Distrik Columbia, dan Kepulauan Virgin AS.
Di antara mereka, 849 pasien memberi informasi tentang penggunaan zat yang ada dalam produk rokok elektronik atau vaping, tiga bulan sebelum timbulnya gejala sakit.
Laporan yang dirilis di situs CDC juga menyebutkan bahwa 78 persen yang menderita dilaporkan menggunakan produk yang mengandung THC, dengan atau tanpa produk yang mengandung nikotin; 31persen melaporkan penggunaan eksklusif produk yang mengandung THC; 58 persen menggunakan produk yang mengandung nikotin, dengan atau tanpa produk yang mengandung THC; dan 10 persen adalah penggunaan eksklusif produk yang mengandung nikotin.
Sementara itu, di antara 1.358 pasien, sebanyak 70 persen adalah laki-laki, dan 79 persen berusia muda (di bawah 35 tahun). Rentang usia pasien itu, yang termuda 23 tahun dan yang tertua 75 tahun.
Sebanyak 33 orang telah dilaporkan meninggal di 24 negara bagian. Usia mereka rata-rata adalah 44 tahun.
CDC melaporkan mengembangkan pengujian laboratorium tambahan dengan menargetkan menguji bahan kimia dalam cairan bronchoalveolar lavage (BAL), darah, atau urin, dan lembaga itu telah menerima sampel awal untuk pengujian.
CDC juga sedang menguji spesimen patologis, termasuk biopsi paru atau spesimen otopsi, yang terkait dengan pasien.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...