Di Tengah Perang, 12 Pasang Nikah Massal di Damaskus
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Di tengah pembicaraan yang serius di Perserikatan pangsa-bangsa (PBB) tentang perang saudara di Suriah dan penggunaan senjata pemusnah masal, dengan bahan kimia, di Damaskus sejumlah pasangan justru melangsungkan pernikahan.
Peristiwa pada Jumat (27/9) itu seperti memanfaatkan situasi yang sedikit mereda di antara pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun, sejak Maret 2011.
Sebuah pernikahan massal digelar di Ibu Kota Suriah, Damaskus pada Jumat. Acara itu diwarnai kebahagiaan di tengah-tengah angka perkawinan yang merosot drastis akibat pertempuran yang berkepanjangan di Suriah.
Di Ibu Kota Suriah tersebut, 12 pasangan menikah bersama. Hal itu sebagai bagian dari proyek amal yang didanai oleh Organisasi Amal Al-Wafaa dan Kementerian Pariwisata.
Banyak Perceraian, Sedikit Pernikahan
Perang juga telah membuat angka perceraian di Suriah naik 45 persen, sebaliknya angka pernikahan anjlok lebih dari 40 persen, menurut hasil sebuah survei oleh media lokal.
Pernikahan massal merupakan upaya yang bertujuan membantu pria muda yang tak mampu membayar mahalnya biaya upacara pernikahan, kata Mohammad Nour Addien, salah satu mempelai pria, kepada Xinhua.
Acara dimulai oleh lantunan ayat suci Al-Quran, lalu dilangsungkan upacara tradisional, dan mendegarkan Khutbah oleh mufti besar. Kemudian para pengantin pria menari diiring musik setempat.
Survei itu juga memperlihatkan batas perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Suriah, dengan beban angka pengangguran dan inflasi yang tinggi. Bashar Nouri, pemimpin Organisasi Al-Wafaa, mengatakan, pihaknya membantu generasi muda memerangi dampak negatif dari krisis berkepanjangan.
"Rakyat kami tidak miskin, tapi perubahan kondisi hidup akibat krisis di negeri ini memiliki dampak negatif pada kehidupan manusia. Jadi, kami mulai mencari cara membantu warga. Kami ingin memberitahu dunia bahwa Suriah adalah negara cinta dan solidaritas sosial," kata Nouri.
Mohammad Muzaireeb, seorang mempelai pria, mengatakan, pernikahan massal itu memberi harapan baru. "Semoga keamanan kembali ke Suriah," demikian doa Muzaireeb. (xinhuanet.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...