Di Tiongkok Batu Giok Jadi Sarana Korupsi Pejabat
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Seorang mantan pejabat senior provinsi Tiongkok mengatakan kepada sebuah pengadilan bahwa dirinya menerima suap sekitar 13 juta yuan (sekitar Rp 26,86 miliar) yang terdiri dari batu-batu berharga.
Ni Fake, seorang mantan deputi gubernur Provinsi Anhui, sangat “menyukai batu giok”, tulis Shanghai Daily, milik pemerintah dalam terbitannya hari ini (16/12).
Persidangannya kemarin merupakan kasus terbaru dalam pemberantasan korupsi di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, yang mengatakan wabah kejahatan tersebut mengancam partai Komunis yang berkuasa.
Ni mengatakan kepada pengadilan bahwa dia menerima 49 suap, termasuk uang tunai, batu berharga dan karya seni.
Giok digunakan dalam karya seni Tiongkok selama beribu-ribu tahun, dan sejak lama dianggap sama nilainya dengan emas di negara-negara Barat, namun membawa konotasi moral yang lebih mulia termasuk kemurnian dan umur yang panjang.
Para pejabat korup dalam beberapa tahun terakhir berpaling untuk menerima suap dalam bentuk barang seni dan batu berharga ketimbang uang tunai.
Badan antikorupsi partai Komunis mengatakan Ni “terobsesi mengoleksi giok” dan menunjuk dirinya sebagai pemimpin kehormatan dari asosiasi industri perhiasan provinsi. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...