Di Tiongkok, Istri Pemimpin Gereja Dibuldozer
TIONGKOK, SATUHARAPAN.COM – Istri pemimpin gereja di Provinsi Henan, Tiongkok, meninggal akibat dikubur hidup-hidup dengan buldozer oleh dua anggota tim pembongkaran bangunan gereja di sana pada hari Kamis (14/4).
Li Jiangong dan istrinya, Ding Cuimei, berusaha mencegah penghancuran gereja mereka yang akan dihancurkan oleh perusahaan yang didukumng pemerintah. Li berhasil meloloskan diri dari timbunan tanah, namun Ding meninggal.
Pada Kamis itu, menurut Christian News, sebuah perusahaan yang didukung pemerintah mengirimkan personil untuk menghacurkan bangunan gereja Beitou di Zhumadian, Provinsi Henan.
Pengembang lokal berniat mengambil alih properti milik gereja itu. Li Jiangong, orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan gereja, dan istrinya, Ding Cuimei, maju menghadang buldozer yang akan membongkar.
"Kubur mereka hidup-hidup bagi saya," kata anggota tim pembongkaran itu. "Saya akan bertanggung jawab atas hidup mereka," katanya seperti diberitakan Chriatian News.
Buldoser itu lalu mendorong Li dan Ding ke dalam lubang dan menutupi tubuh mereka dengan tanah. Li menangis dan berteriak minta bantuan, dan dia menggali tanah untuk membebaskan diri, namun Ding tertimbun dan meninggal.
Pada hari Minggu (17/4), seorang wartawan China Aid mewawancarai seorang petugas dari kantor polisi setempat. Polisi menyebutkan kedua pelaku dari tim pembongkaran sedang ditahanan pidana. Tim investigasi kriminal dari biro keamanan publik tengah menyelidiki kasus itu. Namun petugas menolak mengungkapkan dugaan kejahatan mereka.
Kebebasan Bergama
Menurut warga Kristen setempat, lembaga pemerintah di daerah tidak hadir mengawasi pembongkaran. Li sendiri telah melaporkan tapi polisi lambat merespons kasus pembunuhan itu.
"Ding Cuimei dibulldozer dan dikubur hidup-hidup, dia seorang perempuan Kristen yang damai dan taat. Ini adalah tindakan pembunuh kejam," kata Presiden China Aid, Bob Fu.
"Kasus ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak untuk hidup, kebebasan beragama dan penegakan hukum. Pihak berwenang Tiongkok harus segera menuntut pembunuhnya, dan mengambil langkah konkret melindungi kebebasan beragama anggota jemaat gereja," kata dia menambahkan
Karena pemberitaan yang luas, personil pemerintah menekan Li untuk tidak mengungkapkan rincian kasus itu. Sementara itu, Li mendesak sistem peradilan untuk memeriksa motif dan situasi di balik pembunuhan istrinya.
China Aid mengangkat kasus pelanggaran yang dialami Li Jiangong dan Ding Cuimei untuk mengakat masalah kebebasan beragama dan penegakan hukum di Tiongkok.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...